Mengapa Gibran?
UMUMNYA kalangan aktivis, pemerhati politik hingga para politikus rasional cenderung meragukan kehadiran Gibran Rakabuming Raka bagi cawapres Prabowo Subianto (PS). Dimana tolok ukurnya adalah rekam jejak yang bersangkutan. Entah bagaimana pula sesungguhnya pandangan para petinggi partai pendukung khususnya terhadap hal ini.
Keingintahuan hal semacam itu tentunya tak lagi relevan manakala de facto dan de jure Gibran telah resmi sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.
Begitu berderet tokoh politik dan tokoh bangsa kaliber nasional berada di barisan Prabowo, maka kehadiran Gibran Rakabuming ini sungguh berkategori sangat amat luar biasa.
Pertanyaan mendasar tentunya adalah, mengapa Gibran? Sejurus saja sudah jelas bahwa perebutan kekuasaan selanjutnya sudah berlangsung sebelum pertarungan resmi itu sendiri dimulai. Partai paling berkuasa PDIP tampaknya banyak melakukan misleading dalam berperilaku etika politik.
Banyak suara yang mengatakan PDIP terlalu arogan. Utamanya di strata elite. Termasuk tentunya sang ketua umum dan keluarganya, sehingga PDIP seakan terjebak oleh langkah politiknya sendiri. Minus estetika yang semestinya penting bagi sebuah keberlangsungan koalisi politik kekuasaan.
Dengan sikap langkah politik Jokowi dan keluarga yang notabene merupakan bagian aset penting partai berlambang banteng moncong putih itu, maka tak pelak dengan bahasa apapun adalah sebuah fakta pahit yang sulit dijawab secara normatif belaka.
Sementara itu pengangkatan Gibran oleh Prabowo meskipun tentunya ada catatan-catatan dari beberapa partai koalisi Indonesia Maju itu. Tak pelak adalah sebuah strategi yang cukup lihai bernilai tinggi. Karena selain 'menampar' lawan PDIP sekaligus juga para stakeholder oligarki yang mendompleng di dalam kendaraan capres Ganjar Pranowo dimana mereka sudah mendompleng Jokowi dalam dua periode kekuasaan selama ini.
Mereka yang membangun image sang hero Jokowi dan mengelu-elukannya selama ini menjadi terkesima, terkejut, cemas. Bahkan mereka mulai memberi tanda kekecewaan dengan langkah politik Jokowi yang sama sekali tidak pernah dibayangkan, bahkan sejujurnya oleh Jokowi sendiri.
Jadi mereka yang terlibat dalam catur politik berjudul Gibran Rakabuming ini lewat strategi apapun selama sesuai dengan kewenangan masing-masing lembaga tinggi negara, sungguh telah menjadi uji nyali bagi cara berpolitik Indonesia ke depannya dalam menghadapi bahaya penguasaan negara oleh sekelompok kecil saja, dan itulah sebabnya menjawab sebagian pertanyaan mengapa Gibran?
OLEH: ADIAN RADIATUS
Penulis adalah pemerhati sosial politik
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Mengapa Gibran?
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar