Pemerintah Sarankan Substitusi Karbohidrat saat Harga Beras Naik, Ekonom: Saran Konyol
Seiring dengan kenaikan harga beras di pasaran, pemerintah menyarankan masyarakat untuk beralih ke sumber karbohidrat selain beras.
Menanggapi hal itu, ekonom senior Anthony Budiawan mengaku tak habis pikir terhadap saran yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian tersebut.
Menurutnya, pemerintah seharusnya mencari solusi efektif terkait kenaikan harga beras yang disebabkan oleh kelangkaan.
“Saran pemerintah juga konyol, bukannya mengatasi masalahnya, yaitu kelangkaan beras yang kemudian memicu harga naik, tapi ini malah minta warga substitusi makanan,” tegas Anthony dalam keterangannya, Rabu (4/10).
Atas dasar itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) ini menyimpulkan bahwa pemerintah tidak berhasil mengatasi masalah ketersediaan makanan pokok bagi warga negara.
“Artinya, pemerintah gagal mengatasi masalah beras, sebaiknya ganti saja dengan yang lebih mampu. Bukankah begitu?” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, memberikan saran kepada masyarakat agar mengonsumsi makanan pokok selain beras, seperti ubi dan sorgum, untuk menghadapi kenaikan harga beras di pasaran.
“Saran saya untuk kita semua, warga negara Indonesia, kuncinya selain stok adalah diversifikasi pangan," ujar Tito di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa kemarin (3/10).
Dengan begitu, kata Tito, masyarakat tidak hanya bergantung pada beras sebagai makanan pokok, tetapi juga mempertimbangkan pilihan lain yang kaya akan karbohidrat. Sebab menurutnya, Indonesia memiliki berbagai potensi makanan pokok yang beragam.
"Jadi ada papeda, sagu, jagung, talas, yam, itu semua enak-enak itu. Ada ubi jalar, sorgum, sukun, banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok dan itu sehat," kata mantan Kapolri ini.
Sumber: rmol
Foto: Ekonom senior Anthony Budiawan/Net
Pemerintah Sarankan Substitusi Karbohidrat saat Harga Beras Naik, Ekonom: Saran Konyol
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar