Gibran Adalah Teladan Buruk bagi Generasi Muda
Rakyat yang berakal sehat patut bertanya-tanya kepada para pendukung Gibran menjadi cawapres : Atas dasar apakah Gibran yang belum maqamnya dipaksa-paksa jadi cawapres ? Bukankah yang akan dipertaruhkan adalah keutuhan kedaulatan negara dan nasib bangsa Indonesia ke depan ?
Kalau kolumnis Tony Rasyid menyebut 7 Ketum Parpol pendukung Gibran telah kehilangan akal (sehat), bisa jadi mereka-mereka ini otaknya sedang korsleting, atau sedang terjerat kasus hukum, atau sekedar mengejar harta dan jabatan?.
Persoalan Gibran dipastikan akan lebih parah dibandingkan Jokowi. Di tangan Jokowi Indonesia mengalami kemunduran (Kata Dr Tifa : dalam waktu 10 tahun telah buat kerusakan 200 tahun ke depan). Semua sendi kehidupan bernegara telah porak poranda. Maka kemungkinan jika Gibran memimpin Indonesia akan melanjutkan kerusakan Indonesia menjadi luluh lantak.
Bagi generasi muda, Gibran adalah teladan yang amat buruk yang sama sekali tidak boleh ditiru. Mengapa :
Pertama, Gibran sangat bergantung kepada topangan orang tuanya
“Kehebatan” Gibran baik sebagai Walikota Solo maupun Anak muda yang hidup mewah dan memiliki harta yang begitu banyak, bukan karena kerja keras, perjuangan, dan prestasinya, tapi lebih disebabkan karena prevelege dari ayahnya yang Presiden.
Kita belum melihat kemandirian Gibran. Jangankan di dunia politik, di dunia bisnis pun tidak bisa mandiri, tapi selalu ditopang orang tuanya yang tengah berkuasa. Padahal generasi muda yang tangguh adalah generasi yang bangkit dan meraih sukses dengan mengandalkan dirinya sendiri.
Kedua, Proses pencawapresannya sangat tidak normal, penuh KKN dan konspirasi jahat antara istana dan MK
Sidang kode etik di MKMK belum berakhir, tapi dari berbagai masalah yang sudah terungkap, mengindikasikan adanya penyalahgunaan wewenang hakim-hakim MK terutama dari perilaku Ketua MK Anwar Usman, sang ipar Jokowi. Disebutkan sudah ada 11 pelanggaran kode etik.
Ketiga, Ditinjau dari segi apa pun, Gibran sangat tidak layak jadi cawapres
Bukan saja usianya yang belum memenuhi syarat Undang-undang, tapi jiga dari segi : kualitas pribadi, kematangan, gagasan, problem solver, track record, pengalaman, prestasi, wawasan kebangsaan dan global, kemampuan diplomasi, dan kecakapan berinteraksi dengan dunia internasional. Kabarnya ketika berpidato setelah daftar di KPU pun teksnya dibuatkan Tim Jokowi
Keempat, Gibran diduga terjerat berbagak kasus korupsi
Kasus Gibran telah dilaporkan ke KPK oleh Ubaidillah Badrun, tapi sama sekali tidak ada penanganan karena orang tuanya masih jadi Penguasa Negeri ini. Jika berganti Pemerintahan, kasus Gibran harus diusut tuntas.
Kelima, Majunya Gibran nyawapres telah menghina para senior yang lebih baik dan berkompeten
Indonesia Negara yang begitu besar dengan berjuta orang hebat, masa harus ngalah sama anak ingusan yang belum matang dan zonk prestasi. Ini benar-benar sebuah penghinaan terhadap akal sehat. Janganlah bandingkan Gibran dengan Sutan Syahrir, tidak apple to apple.
Sungguh malang Negeri ini jika orang semacam Gibran betul-betul akan memimpin Negeri yang penuh dengan orang-orang hebat. Para pendukung Gibran mungkin hanya berfikir perut, proyek, jabatan, uang berlimpah, dan terbebas dari jeratan hukum. Tapi tidak disadari telah menjatuhkan harga diri bangsa ke tingkat yang penuh kehinaan.
Semoga Allah memberi petunjuk ke jalan yang lurus kepada kita semua.
Bandung, 21 R. Akhir 1445
Oleh: Sholihin MS
Pemerhati Sosial dan Politik
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Gibran Adalah Teladan Buruk bagi Generasi Muda
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar