Terungkapnya 'Pencatut' Rektorat UGM Berujung Anies Batal Isi Kuliah Umum
Duduk perkara Capres Anies Baswedan batal mengisi kuliah umum di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) kian terang. Sosok yang disebut-sebut sebagai pencatut rektorat UGM pun terungkap.
Sebelumnya pihak UGM menegaskan tak pernah melarang kedatangan Capres Anies di acara kuliah umum di Magister Manajemen (MM) beberapa waktu lalu.
Koordinator Indonesian Future Stadium General atau panitia acara, Muhammad Khalid menjelaskan tangkapan layar yang beredar dengan nama Rektorat terkonfirmasi adalah staf pengelola auditorium MM UGM.
"Berdasarkan tangkapan layar yang beredar antara pihak penyelenggara dengan kontak yang dinamakan Rektorat dan disebut sebagai 'Pak Wija', terkonfirmasi bahwa beliau merupakan pengelola ruang auditorium MM FEB UGM yang meneruskan pesan dari pihak lain yang mengklaim adanya anjuran dari Rektor," kata Khalid saat dihubungi wartawan, Rabu (22/11/2023).
Khalid menyebut pada hari H acara, panitia bertemu langsung dengan Pak Wija di lokasi. Dalam pertemuan itu, Pak Wija menyampaikan ada banyak intel yang menelepon dan mengirimkan pesan WA kepadanya dengan kata-kata kasar.
"Beliau merasa tertekan dan bingung, sehingga terdesak untuk meneruskan pesan tersebut apa adanya kepada panitia. Kami bersaksi betul bahwa Pak Wija adalah orang baik yang sangat membantu banyak hal selama hari H," bebernya.
"Namun kami simpulkan bahwa beliau tersudut oleh pihak yang mendesak beliau untuk bicara kepada kami mengatasnamakan Rektorat," sambungnya.
Panitia Juga Diteror
Khalid menerangkan teror juga dialami koordinator maupun panitia yang bertugas sebagai humas. Ada telepon dari nomor yang tak dikenal secara berulang kali.
"Nomor kami ditelepon berkali-kali oleh nomor tidak dikenal. Pernah satu kali diangkat, isinya melontarkan kata-kata kasar yang menghardik kami sebagai panitia," urainya.
Dia mengaku tak bisa memperkirakan pihak mana yang menghalangi acara itu sedemikian kerasnya. Padahal, kata Khalid, acara itu hanya bertajuk kuliah umum.
Ancaman Bukan dari Rektorat UGM
Khalid pun meluruskan ancaman maupun teror itu bukan berasal dari Rektorat UGM. Namun, diklaim sebagai perintah dari Rektorat.
"Setelah mendapat konfirmasi dari Rektorat bahwa UGM tidak melakukan pembatasan apa pun, dan kami juga melakukan pendalaman lebih lanjut dengan berbagai pihak, kami luruskan bahwa teror ancaman pembatalan dilakukan oleh aparat keamanan dengan mengklaim atas perintah Rektorat," bebernya.
Khalid menyebut ada pula intervensi dari kepolisian. Dia menyebut sebelum acara dimulai, lokasi sudah dipenuhi personel polisi berseragam dan yang tidak berseragam.
"Beberapa panitia yang berkoordinasi dengan mereka menyampaikan bahwa intinya aparat memastikan apakah Pak Anies hadir atau tidak dan meminta rundown acara," ucapnya.
Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan Sekretaris UGM Andi Sandi terkait masalah ini. Kedua pihak berkomitmen sama-sama menelusuri pangkal kejadian ini.
"Kami sangat menyayangkan adanya intervensi aparat secara berlebihan, padahal acara merupakan kuliah akademik dengan Bapak Anies diundang sebagai praktisi yang kompeten di bidangnya," ucapnya
UGM Tegaskan Tak Larang Anies
Terpisah, Sekretaris UGM Andi Sandi menyampaikan UGM tidak pernah melarang Anies Baswedan untuk datang dan mengisi acara Indonesian Future Stadium Generale di Magister Manajemen, Jumat (17/11).
Sebaliknya, Sandi menilai panitia telah melakukan kesalahan sehingga seolah-olah ada diskusi WhatsApp (WA) yang memperlihatkan larangan dari Rektorat UGM mengenai kehadiran Anies Baswedan dalam kegiatan tersebut.
"Setelah kami telusuri, panitia tanpa entah apa tujuannya memberi nama Rektorat pada profil WA staf Magister Manajemen yang meminjamkan tempat acara Studium Generale," terang Sandi, Selasa (21/11).
Sandi juga menyampaikan, sejauh ini pihaknya juga telah mempertemukan antara pengelola gedung MM UGM dengan Polda DIY. Dia menegaskan pihak Polda DIY juga tidak pernah mengeluarkan statement larangan Anies untuk datang ke UGM.
Pihaknya pun meminta panitia penyelenggara memberikan klarifikasi. Dia memastikan UGM tak pernah melarang Anies datang ke kampus apalagi menjadi pembicara acara ilmiah.
"Ini sebagai proses belajar. Apalagi salah satu panitia penyelenggaranya yaitu M Khalid juga alumnus UGM," tegasnya.
Kapolda DIY Bantah Intervensi
Di sisi lain, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan angkat bicara soal batalnya Anies mengisi kuliah umum di UGM.
Suwondo menegaskan tak ada izin yang masuk ke Polda terkait acara itu baik dari panitia acara maupun Anies Baswedan.
"Monggo tanya rektorat, kita pun nanya, jadi begini. Kegiatan di kampus itu tidak pernah, itu semuanya otoritas kampus. Memberi tahu kita juga tidak," jelas Suwondo kepada wartawan usai acara Deklarasi Pemilu Damai 2024 di Bangsal Kepatihan, Selasa (21/11).
Meski begitu, kehadiran pihaknya untuk memastikan kemananan acara. Terlebih jika ada kehadiran tokoh atau Capres-Cawapres. Pihaknya pun baru tahu agenda itu dari media sosial.
"Dari saya jawab tidak ada (personel yang melarang), kalau misalnya bilang ada saya proses, karena sudah cek tidak ada semaunya. Mereka tahu cerita Pak Anies itu dari medsos itu, gitu Pak Anies mau datang," ungkapnya.
Suwondo pun menegaskan tak ada intervensi terkait kehadiran personelnya ke lokasi. Dia mengklaim hanya memastikan acara berjalan lancar.
"Artinya sebelum berita yang keluar satu jam setelahnya tidak jadi datang kita cek akhirnya. Makanya kita minta berbicara, rektorat berbicara apa penyebabnya. Supaya berjalan dengan baik semuanya," pungkasnya.
Sumber: detik
Foto: Foto Anies Baswedan merespons kabar batal menjadi pembicara kuliah umum di MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM): Fandi Akbar
Terungkapnya 'Pencatut' Rektorat UGM Berujung Anies Batal Isi Kuliah Umum
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar