Selvi Ananda Sarankan Susu Formula Untuk Anak 2 Tahun, Penelitian Skala Besar Bilang Kandungan Gulanya Super Tinggi
Sosok Selvi Ananda yang merupakan istri dari Gibran Rakabuming baru-baru ini
menjadi sorotan. Dalam sebuah video viral, Selvi Ananda, yang kala itu
mendampingi Gibran Rakabuming kampanye, meminta agar para ibu memberikan
susu formula pada anak jika sudah mencapai dua tahun.
“Yang belum dua tahun anaknya kalau bisa ASI sampai dua tahun ya bu. Kalau
sudah dua tahun, baru bisa dikasih susu formula,” ucap Selvi Ananda dalam
video yang diunggah kembali akun Tiktok @kabar_baru, beberapa waktu lalu.
@kabar_baru orasi istri gibran #orasi #Gibran #trending #viral ♬ suara asli - Kabar_baru
Ucapan Selvi Ananda dianggap sejumlah ahli dan dokter bluner. Dokter
spesialis anak dr. S T Andreas Christian Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A.,
mengatakan, ASI maupun makanan pendamping saja sebenarnya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan anak. Oleh sebab itu, pemberian susu formula kepada anak
bukanlah hal yang wajib.
“Sebenarnya susu formula itu tidak diberikan secara rutin di bawah usia 2
tahun karena masih ASI dan juga makan saja sampai usia 2 tahun cukup. Karena
kebutuhan ASI dan makanan itu sudah cukup memenuhi kebutuhan anak,” ucap dr.
Andreas saat dihubungi Suara.com, Kamis (7/12/2023).
Sementara itu, pemberian susu formula ini diberikan ketika kebutuhan nutrisi
anak tidak terpenuhi. Jadi pemberian susu formula ini untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dari anak itu.
“Kapan kita memberikan susu formula? Kalau kita menemukan bahwa makanan saja
si anaknya itu tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya. Jadi untuk menambah
yaitu dengan susu formula tambahan dan diberikan untuk usia di atas 2
tahun,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pemberian susu formula bukanlah hal wajib bagi orang tua
untuk mencegah stunting. Hal ini karena dengan ASI eksklusif dan makanan,
jika kebutuhannya sudah terpenuhi, maka sudah cukup.
Di sisi lain, seperti dikutip dari The Conversation, beberapa susu formula
mengandung gula dua kali lipat per porsi dibandingkan segelas soda. Hal
itulah yang menjadi temuan utama dalam penyelidikan penelitian berjudul A
cross-country exploratory study to investigate the labelling, energy,
carbohydrate and sugar content of formula milk products marketed for
infants yang diunggah di situs Nature.
Fakta lain yang lebih mengejutkan adalah kenyataan bahwa hanya ada sedikit
peraturan yang diterapkan untuk mengontrol kadar gula dan memastikan
konsumen mendapat informasi yang baik.
Seperti diketahui, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat
menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit gigi. Preferensi seorang
terhadap makanan manis berasal dari nenek moyang primitif, yang merupakan
pemulung dan mencari makanan manis untuk energi.
Namun jika kita sudah terprogram untuk menyukai makanan manis, diberi banyak
gula saat bayi dapat meningkatkan keinginan kita terhadap makanan manis dan
meningkatkan risiko terkena penyakit di kemudian hari.
ASI merupakan sumber nutrisi yang direkomendasikan bagi bayi, terutama pada
enam bulan pertama kehidupannya. Meski manis dan tinggi energi, gulanya
sebagian besar adalah laktosa dan kandungannya dikhususkan untuk kebutuhan
pertumbuhan bayi.
Sebaliknya, susu formula bayi memiliki susunan standar dan mengandung
tambahan gula seperti sirup jagung yang ditambahkan selama produksi dan
tidak ditemukan dalam ASI. Hal ini berdampak buruk bagi bayi karena
tingginya konsumsi gula tambahan dapat menyebabkan kerusakan gigi, pola
makan yang buruk, dan menyebabkan obesitas pada anak-anak.
Peneliti itu, menyelidiki kandungan gula dari 212 produk susu formula bayi
yang tersedia secara komersial yang ditargetkan untuk bayi di bawah tiga
tahun. Produk tersebut dijual di supermarket di 11 negara. Mereka
mengumpulkan data kandungan gula dari label nutrisi dan membandingkannya
dengan rata-rata komposisi ASI dan pedoman kandungan gula. Kami juga
memperhatikan kejelasan label dan strategi pemasaran yang digunakan pada
kemasannya.
Temuan kami mengungkapkan bahwa lebih dari separuh produk mengandung lebih
dari 5 gram gula per 100ml. Dalam banyak kasus, kandungan gulanya lebih dari
7,5 g per 100 ml, yang melebihi tingkat yang direkomendasikan parlemen Eropa
untuk bayi. Misalnya, kami menemukan bahwa produk bubuk untuk bayi di bawah
enam bulan yang dijual di Prancis mengandung 8,2 gram gula per 100ml, atau
hampir dua sendok teh, sedangkan susu formula siap minum untuk bayi di bawah
12 bulan yang dijual di Inggris mengandung 8,1 gram gula. g gula per 100ml.
Hal ini terjadi pada saat minuman yang dimaniskan dengan gula dikenakan
pajak yang luas untuk mengurangi kandungan gulanya karena dampak negatifnya
terhadap kesehatan. Hasilnya, banyak produk susu formula yang disertakan
dalam penelitian kami mengandung gula hampir dua kali lipat dibandingkan
minuman terkenal seperti Fanta Orange.
Mendapatkan informasi dari label produk susu formula ini sulit dilakukan
karena font yang digunakan kecil dan fakta yang diberikan bervariasi antar
negara. Misalnya, beberapa produk mencantumkan kandungan gula per 100g
sementara produk lainnya mencantumkan kandungan gula per 100kkal. Hal ini
terjadi meskipun ada pedoman, misalnya di Inggris, yang menyatakan bahwa
nilai harus dinyatakan dalam kJ/kkal per 100 ml.
Terdapat juga peraturan yang diterapkan untuk membatasi pemasaran produk
susu formula bayi karena ini bukan cara terbaik untuk memberi makan bayi
yang sedang tumbuh. Namun sebagian besar dari peraturan ini merupakan kode
praktik sukarela yang tidak harus dipatuhi oleh produsen.
Bahkan pedoman yang ditegakkan oleh hukum dapat dikesampingkan oleh
produsen, karena pedoman tersebut tidak diawasi secara ketat dan memiliki
celah. Dalam beberapa kasus, produsen sendiri bahkan mempengaruhi
perkembangannya.
Misalnya, terungkap bahwa industri ini telah mendanai penelitian kesehatan
bayi dan memberikan produk susu formula gratis kepada dokter. Hal ini hampir
pasti membantu memastikan bahwa penjualan mereka terpengaruh sesedikit
mungkin oleh pedoman tersebut. Hal ini memungkinkan penjualan produk susu
formula meningkat di seluruh dunia.
Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI dari Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menetapkan bahwa produk susu formula bayi tidak boleh dipromosikan
melebihi pemberian ASI. Di Inggris, pedoman tersebut menyatakan bahwa label
pada produk yang ditujukan untuk bayi di bawah enam bulan tidak boleh
menyertakan gambar bayi atau gambar lain yang mengidealkan penggunaannya.
Sumber:
suara
Foto: Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah) bersama istrinya
Selvi Ananda (kiri) dan sejumlah politisi dari partai politik pengusung
Gibran berjalan kaki di area hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) Jalan MH
Thamrin, Jakarta, Minggu (3/12/2023). Dalam kesempatan tersebut Gibran
menyapa warga yang sedang berolah raga saat HBKB atau 'car free day' (CFD)
dan membagikan susu ke anak-anak. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Selvi Ananda Sarankan Susu Formula Untuk Anak 2 Tahun, Penelitian Skala Besar Bilang Kandungan Gulanya Super Tinggi
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar