Tolak Usul Debat Pakai Bahasa Inggris, Hasto: jangan Ubah Kultur Bangsa
Wacana debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris ditolak mentah-mentah oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Dia berharap debat capres-cawapres nanti tetap menggunakan bahasa Indonesia.
"Kita inikan ada Sumpah Pemuda, mereka lupa itu dengan Sumpah Pemuda, sehingga kita lihat Jepang maju dengan kultur Jepang, Tiongkok maju dengan kultur Tiongkok, Korsel sampai kemudian ada Korea Pop itu maju dengan kultur dari setiap bangsa," ujar Hasto kepada wartawan, Rabu (6/12).
Menurut Hasto, pihak yang mengusulkan debat menggunakan bahasa Inggris lupa akan jati diri bangsa. Ditegaskan Hasto, bahasa Indonesia adalah bahasa yang mempersatukan.
"Jadi jangan ubah kultur bangsa ini hanya dengan kemudian melupakan jati diri kita. Ingat bahwa dengan bahasa persatuan kita ini, Indonesia mampu mengikatkan diri di dalam proses komunikasi lahir batin dari seluruh masyarakat Indonesia tanpa dibeda-bedakan," tuturnya.
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengusulkan debat capres-cawapres ada yang menggunakan bahasa Inggris. Alasannya, calon yang nanti terpilih harus memiliki kecakapan dalam pergaulan internasional dan menguasai isu geopolitik.
"Kami tegaskan kami tidak takut menghadapi debat capres cawapres, apapun keputusan KPU, bahkan kami mengusulkan dibuat debat dalam bahasa Inggris," kata Andre dalam keterangannya, Senin (4/12).
Andre menekankan pasangan Prabowo-Gibran siap untuk menghadapi debat. Pihaknya juga siap menghadapi segala format debat, termasuk dalam bahasa Inggris.
"Jadi kami usulkan agar diadakan saja debat dalam bahasa Inggris, baik untuk capres maupun cawapres, gabungan ataupun sendiri-sendiri, kami siap. Ini sekaligus untuk menepis narasi-narasi yang mengatakan kami tidak siap berdebat. Kami siap dalam format apapun, bahkan dalam bahasa Inggris," tutupnya.
Sujmber: rmol
Foto: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto/RMOL
Tolak Usul Debat Pakai Bahasa Inggris, Hasto: jangan Ubah Kultur Bangsa
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar