Breaking News

Guru Besar Asal Bogor Ini Ungkap Dalil Islamisasi Nusantara Sudah Ada Sejak Masa Nabi SAW


Memang, belum pernah ditemukan hadits yang mengindikasikan Nabi SAW pernah menginjakkan kakinya di wilayah Sumatra. 

Akan tetapi ada penjelasan yang cukup menarik di dalam buku Prof Syed M Naquib al-Attas, Historical Fact and Fiction (UTM, 2011). 

Salah satu ulasannya adalah ulasannya mengenai hubungan Nabi SAW dengan wilayah nusantara, terutama wilayah Sumatra.  

Analisis al-Attas dalam bukunya ini menunjukkan sudah ada persentuhan Nabi SAW dengan mengenal wilayah ini. Bagaimana penjelasan al-Attas? Berikut ulasan dan komentar atasnya. 

Persentuhan Nabi SAW dengan wilayah nusantara ini, menurut al-Attas, ditemukan dalam Hikayat Raja Pasai, sebuah naskah tradisional yang dipercayai berasal dari abad ke-14 M. 

Dalam hikayat itu diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah menganjurkan para sahabatnya untuk menyebarkan Islam ke suatu tempat yang bernama Samudra. Samudra yang dimaksud adalah salah satu wilayah di Pulau Sumatra.

Untuk memverifikasi apakah sungguh-sungguh Nabi SAW sudah mengenal nama Samudra (Sumatra) dan pernah menyuruh sahabatnya untuk pergi ke sana memang akan menemui kesulitan apabila harus ditelusuri secara ilmu hadits. 

Al-Attas sendiri tidak menyebutkan data dari mana hadis yang dinukil Hikayat Raja Pasai tersebut didapat.

Setelah secara singkat, dicari secara elektronik pada Maktabah Syamilah, sama sekali tidak ditemukan hadits atau keterangan apa pun dalam berbagai kitab kumpulan hadits seperti yang terdapat dalam Hikayat Raja Pasai. 

Dari sisi ini memang tidak ditemukan data bahwa Rasulullah SAW pernah menyuruh sahabatnya untuk mendatangi salah satu tempat di kawasan nusantara ini. 

Namun, al-Attas kemudian mencoba membangun argumennya melalui cara lain, yaitu menggunakan ungkapan-ungkapan semantis di dalam Alquran. Ia menunjuk salah satu kata di dalam surah al-Insan ayat 5, yaitu kata kafura. 

Menurut al-Attas, istilah ini dapat menjadi petunjuk bahwa Nabi SAW sudah cukup mengenal baik wilayah nusantara. 

Kafur (kamper atau kapur barus), menurut al-Attas, adalah salah satu produk unggulan dari Timur jauh yang sudah dikenal baik oleh masyarakat Arab pada masa Nabi SAW, bahkan jauh sebelumnya.

Telah dikenal pula bahwa kafur terbaik berasal dari Fansur (Barus), suatu daerah di pantai barat Sumatra, yang sekarang termasuk wilayah Sumatra Utara.

Istilah kafur sendiri disinyalir al-Attas berasal dari bahasa Arab kafara yang artinya ‘tertutup’ atau ‘menutup’ (to cover). 

Dinamakan demikian karena bahan kafur (kapur barus) adalah getah pohon yang berada di balik kulitnya hingga tertutup dari pandangan manusia. Untuk mendapatkan getahnya, terlebih dahulu kulitnya harus disingkap.

Oleh sebab itu, kemudian dinamakanlah produk ini dalam bahasa Melayu sebagai ‘kapur’, sebagai adaptasi dari istilah yang diberikan oleh orang Arab, kafur. 

Karena kapur terbaik berasal dari Barus, kemudian produk ini di kawasan Melayu lebih dikenal dengan istilah ‘kapur barus’. Seperti umum diketahui, kapur barus (kafur) digunakan sebagai wewangian.

Apabila analisis ini benar, hampir bisa dipastikan bahwa pada zaman Nabi SAW wilayah Sumatra sudah dikenal baik sampai ke negeri Arab sana. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa Nabi SAW pun sudah mengenalnya.

Oleh sebab itu, bila ada berita bahwa Beliau menganjurkan kepada sahabatnya untuk menyebarkan Islam ke kawasan ini, seperti yang terdapat dalam Hikayat Raja Pasai, itu menjadi masuk akal.

Atas dasar ini, al-Attas masih menyimpan dugaan kuat bahwa bisa jadi cerita dalam Hikayat Raja Pasai itu benar, sekali pun sampai saat ini riwayat tepercaya dari sumber Arab sezaman belum ditemukan. 

Sumber: republika
Foto: Ilustrasi/Net
Guru Besar Asal Bogor Ini Ungkap Dalil Islamisasi Nusantara Sudah Ada Sejak Masa Nabi SAW Guru Besar Asal Bogor Ini Ungkap Dalil Islamisasi Nusantara Sudah Ada Sejak Masa Nabi SAW Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar