Jokowi Telah Kehilangan Kepercayaan Rakyat
Baru-baru ini Jokowi untuk kesekian kalinya menyatakan bahwa Pilpres 2024 akan dijamin akan berlangsung jujur, adil, dan transparan tanpa intervensi pemerintah. Hal itu disampaikan Jokowi di hadapan para pejabat KPU.
Jika orang mendengar pernyataan Jokowi baru sekali mungkin bakal percaya, apalagi disampaikannya di hadapan lembaga resmi pemerintah yang menangani masalah Pemilu.
Masalahnya, yang menyampaklikan pernyataan itu adalah Jokowi, orang yang sudah dibranding rakyat sebagai munafik, pembong, dan tukang tipu.
Maka seribu kali Jokowi menyampaikan hal yang sama, walaupun berita itu memang penting dan ditunggu rakyat, dan rakyat juga menghendakinya, tapi kalau yang menyampaikan itu Jokowi tidak bakalan dipercaya rakyat. Justru rakyat malah menangkap pesan sebaliknya.
Ucapan Jokowi sudah tidak punya harga sedikit pun, kecuali bagi para penjilatnya dan bawahannya secara struktur kelembagaan.
Sangat memprihatinkan. Seorang presiden tapi tidak dipercaya rakyat. Jika Jokowi manusia normal yang punya rasa malu, sudah seharusnya dia mundur dan tidak memaksakan untuk 3 periode atau bahkan membangun politik dinasti.
Orang tanpa rasa malu dan tanpa rasa bersalah adalah penjahat profesional. Penjahat itu hidupnya hanya untuk memuaskan diri sendiri tanpa peduli penderitaan orang lain.
Benerapa waktu lalu penulis sudah menulis artikel tentang Jokowi vs Jokowi tapi tampaknya kena hack, di bawah ini penulis nukilkan lagi.
Jokowi adalah misteri. Sulit memahami karakter seorang Jokowi. Saking sulitnya, ada pengamat yang justru mencoba memahami Jokowi dengan cara terbalik.
Omongan Jokowi sudah tidak berharga dan tidak dipercaya rakyat, kecuali bawahannya yang secara hirarki memang harus taat atasan.
Ini bukan sebuah fenomena, tapi sebuah pencerminan pribadi yang tidak jujur, pendusta, dan hipokrit yang terakumulasi sekian lama.
Seorang pendusta akan selalu membuat siasat pembenaran untuk mengelabui orang lain. Saking seringnya berdusta dan menipu, sehingga terbentuk sebuah karakter pribadi.
Pers luar negeri menjuluki Jokowi sebagai man of contradiction (pribadi yang selalu kontradiktif). Lalu muncul julukan lain yang datang dari BEM UI dan UGM : King of lip service (Raja Pembual) dan consistent in inconsistency (konsisten dalam ketidak- konsistenan).
Berikut ini beberapa catatan penulis tentang berbagai statemen yang bertolak belakang. Sebut saja ada Jokowi kamuflase dan Pencitraan (Jokowi K), dan Jokowi yang sebenarnya atau Asli (Jokowi A).
Pertama, Baru-baru ini Jokowi (K) meminta KPK untuk mempertajam pemberantasan korupsi dan masyarakat untuk rajin melaporkan jika ditemukan pelanggaran korupsi. Padahal penyebab lemahnya KPK terutama setelah direvisinya UU KPK sumbernya adalah Jokowi (A), termasuk yang mempertahankan Firli “sang perusak KPK” Bahuri.
Kedua, Ketika Jokowi (K) menerima kedatangan 3 capres, yaitu Prabowo, Ganjar dan Anies untuk makan siang di istana, dia berkomitmem untuk netral dalam Pilprea. Hal senada ditegaskan kembali di depan para kepala daerah seluruh Indonesia, bahkan yang melanggar bakal disangsi.
Tapi tidak berselang lama, Jokowi (A) justru sengaja buru-buru mengganti Panglima TNI, KASAD, mengerahkan aparat kepolisian untuk mendukung capres 02, mengintervensi KPK, MK, KPU, Bawaslu, dan membiarkan paslon 02 menyuap kyai-kyai Pesantren, money politic, dan bagi-bagi sembako.
Ketiga, Jokowi (K) ketika ditanya untuk tiga periode bilang tidak berminat, tapi di balik itu Jokowi (A) mengerahkan istana untuk bikin survey palsu (pakai big data), membentuk Musra, dan menggerakkan beberapa tokoh istana, menteri, ketua MPR, Ketua DPD, dan Ketum Parpol untuk “berkampanye” 3 periode, sebelum akhirnya ditenggelamkan rakyat dan dihentikan oleh Megawati.
Keempat, Jokowi (K) berkali menyatakan dirinya dan anak-anaknya tidak berminat ke politik, tapi nyatanya Jokowi (A) bukan saja terjun ke politik secara dalam, bahkan terus haus kekuasaan sampai nekad menghalalkan segala cara dan melakukan berbagai kecurangan.
Kelima, Semula, Jokowi (K) menyatakan berkali-kali tidak akan cawe-cawe urusan copras-capres karena itu katanya wewenang Ketum Parpol, tapi sekarang justru cawe-cawe Jokowi (A) sangat brutal dan vulgar.
Keenam, Jokowi (K) mengingatkan rakyat, termasuk mahasiswa untuk menjaga sopan santun, tapi faktanya Jokowi (A) bukan saja tidak sopan dan tidak punya etika, bahkan hukum juga terus menerus dilanggar.
Ketujuh, Jokowi (K) bilang tidak akan menaikkan BBM, tapi faktanya Jokowi (A) menaikkan BBM sampai 15 kali.
Kedelapan, Jokowi (K) berkali-kali bilang tidak akan impor beras dan kebituhan pokok lain, tapi faktanya Jokowi (A) terus menerus impor.
Kesembilan, Jokowi (K) menjanjikan pengurusan surat-surat tanah, termasuk warga Rempang, tapi faktanya Jokowi (A) malah hampir menggusur warga Rempang hanya demi memenuhi oligarki taipan dan dijanjikan investasi oleh Tomi Winata sebesar 172 triliun.
Kesepuluh, Jokowi (K) ketika di awal-awal kampanye menjanjikan pemberantasan korupai, mafia, dan membela rakyat. Tapi faktanya, Jokowi (A) malah menjadi bagian dari korupsi, mafia dan rezim yang menyengsarakan rakyat.
Masih percayakah Anda terhadap omongan Jokowi. Sepertinya bukan lagi tidak percaya omongannya, tapi rakyat sudah muak terhadap Pemerintahan Jokowi, apalagi adanya politik dinasti dengan “mengkarbit” Gibran untuk jadi cawapres dan Kaesang memimpin Parpol PSI (yang ke depan diplot untuk jadi Gubernur DKI).
Demi ambisi jabatan dan kekuasaan Jokowi telah sengaja menghancurkan Indonesia.Semoga Jokowi bisa bertobat sebelum datang adzab yang mengerikan.
Bandung, 20 J. Akhir 1445
Oleh: Sholihin MS
Pemerhati Sosial dan Politik
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Jokowi Telah Kehilangan Kepercayaan Rakyat
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar