Merinding! Soeharto Ternyata Pernah Ingatkan Indonesia Soal Bahaya Ini: Jangan Sampai Nanti Hancur Karena...

Baca Juga

Soeharto pernah menyampaikan sebuah pesan penting terkait keberlangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

Presiden ke-2 Indonesia ini mengingatkan bangsa Indonesia untuk mendidik anak-anak remaja agar bisa tumbuh mencintai tanah air.

Menurutnya, rasa cinta tanah air sangat penting ditumbuhkan agar pemuda tidak melepaskan tanggung jawabnya dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.

Hal ini disampaikan Soeharto saat Temu Wicara Presiden dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan pada 23 November 1995.

“Kalau sudah mencintai tanah airnya, tidak akan mereka melepaskan tanggung jawabnya sebagai pemuda untuk dapat mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara yang segera membangun. Apalagi nanti kalau dalam bahaya,” katanya, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube President Files pada Sabtu, 6 Januari 2024.

Soeharto menilai bahwa rasa cinta tanah air bisa menjadi benteng ketika menghadapi globalisasi dan liberalisasi, di mana terjadi perdagangan bebas.

Ketika itu, Soeharto mencontohkan bahwa anak-anak remaja pada tahun 1995 akan menjadi pemuda yang berperan penting dalam 25 tahun ke depan, tepatnya tahun 2020.

Maka, anak-anak remaja ataupun pelajar itu sudah harus disiapkan sejak awal untuk mencintai tanah air, khususnya produk-produk dalam negeri.

Pasalnya, produk-produk dari luar negeri akan banyak masuk ke Indonesia saat perdagangan bebas terjadi antar-negara.

“Untuk menghadapi banjirnya daripada barang-barang itu, maka hanya dengan mencintai tanah air, maka para remaja yang sekarang nanti akan hidup tahun 2020 akan menjadi benteng untuk mempertahankan daripada kelangsungan hidup negara dan bangsa,” jelasnya.

Soeharto menekankan bahwa dampak buruk akan terjadi jika sampai para pemuda justru lebih mencintai produk-produk dari negara lain.

Presiden yang dijuluki “The Smiling General” ini bahkan menyebut bangsa Indonesia berpotensi hancur jika pemuda lebih cinta barang impor.

“Kalau daripada para pemuda nanti kesengsem kepada produk yang murah, baik, tapi hasil dari luar negeri, hancur daripada bangsa ini,” kata Soeharto.

“Kenapa? Produknya ndak ada yang membeli. Kalau tidak ada yang membeli, pabriknya tutup. Lantas semua tidak bisa bekerja, tidak bisa makan. Lah itu,” sambungnya.

Oleh sebab itulah, ia sekali lagi menekankan bahwa bangsa Indonesia perlu mendidik pemuda-pemuda untuk cinta tanah air.

Hal ini bukan berarti bahwa Soeharto pesimis Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Ia meyakini Indonesia mampu meningkatkan daya saing. 

Akan tetapi, rasa cinta tanah air bisa menjadi penyelamat ketika terjadi kompetisi dengan produk-produk luar negeri.

“Mencintai tanah air, berarti mencintai hasil dari rakyatnya sendiri, berarti mencintai rakyatnya sendiri. Jangan sampai nanti hancur karena kita kurang mencintai tanah air,” kata Soeharto.

Sumber: hops

Foto: Soeharto/Net