Dituding Terlibat TPPU, Raffi Ahmad Berkelakar Masih Nyicil Gedung

Baca Juga

Artis yang tengah naik daun sekaligus pemilik RANS Entertainment, Raffi Ahmad sedang diguncang berita tak sedap.

Suami Nagita Slavina itu dituding DPP Nasional Corruption Watch (NCW) memiliki rekening kantong semar tempat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) para koruptor.

"Kami sudah menerima beberapa dugaan tindakan pencucian uang, TPPU yang diduga dilakukan oleh saudara Raffi Ahmad, nilainya fantastis," kata Ketua DPP NCW Hanifa Sutrisna, dikutip Kantor Berita Politik RMOL dari kanal Youtube Nasional Corruption Watch, Kamis (1/2).

"Ada ratusan rekening yang diduga dimiliki saudara Raffi Ahmad merupakan kantong semar untuk mengelola uang-uang haram yang dimiliki oleh para terduga korupsi, bahkan sudah terdakwa korupsi," tambah Hanifa.

Mendengar tudingan itu, Raffi Ahmad begitu terkejut. Dia tidak habis pikir dengan adanya narasi seperti itu.

Aktor film layar lebar Love is Cinta itu membantah keras tudingan tersebut. Raffi menganggap bahwa narasi ini merupakan fitnah belaka.

“Berita-berita seperti itu pasti tidak benar adanya. Jadi jangan percaya dengan hal-hal yang seperti itu. Dan aku juga tidak patah semangat meskipun dijatuhin, difitnah apapun, enggak apa apa, ini membuat aku lebih semangat lagi untuk terus berkarya,” ujar Raffi dalam wawancara dengan wartawan, dikutip dari akun Instagram undercover.id, Kamis malam (1/2).

Dalam rekaman video wawancara oleh awak media, Raffi menegaskan bahwa di tahun politik seperti saat ini banyak narasi-narasi yang menjatuhkan seseorang.

“Ya apalagi aku kaget juga dibilang ada pencucian uang lah, inilah, itulah. Sama sekali enggak ada. Ini percaya enggak percaya, cek aja ini gedung (Rans Entertainment) juga masih ada cicilan, masih ada semua,” kelakarnya.

“Jadi ya mungkin karena ini tahun politik, karena aku sebenarnya bukan politikus, ya mungkin karena aku men-support salah satu paslon, ya ada yang suka atau ada yang enggak suka,” tandas Raffi. 

Sumber: rmol

Foto: Tangkapan layar Raffi Ahmad dalam wawancara dengan wartawan/Rep