Meski Pernah Bantu Jokowi di Kabinet, Ini Sejumlah Kesalahan Jokowi yang Dikritik Keras Oleh Ahjusi Tom Lembong
Suhu politik masih memanas pascapemilu 14 Februari 2024 dengan ramainya adu gagasan dan kritik oleh masing-masing tim pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Seperti Co-Captain Tim Nasional (Timnas) AMIN, Thomas Lembong yang mengungkapkan kesalahan besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode kedua pemerintahan.
Meski lima tahun menjadi bagian Kabinet Jokowi pada 2014-2019, pria yang kini akrab disapa Tom Lembong dan Ahjusi ini pernah kini kerap melontarkan kritik pada Jokowi.
Tom yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menyebut Jokowi ingin fokus untuk membangun infrastruktur di periode pertama saat menjadi presiden.
Fokus itu lalu berubah haluan pada periode kedua karena ingin fokus mengembangkan program pembangunan sumber daya manusia (SDM).
"Rencana awal sebenarnya fokus ke infrastruktur, periode kedua kita geser ke yang namanya software atau perangkat lunak, yaitu SDM, kesehatan, pendidikan, dan kelembagaan," kata Tom Lembong dalam sebuah program stasiun tv dikutip Disway.id, Minggu 18 Februari 2024.
Menurut Tom Lembong, di periode kedua program pembangunan SDM tidak terealisasi sama sekali. Sebab, Jokwi masih jor joran melakukan pembangunan infrastruktur di periode kedua.
Ditambah, pandemi Covid-19 yang melanda di awal 2020 membuat sektor kesehatan dan pendidikan menjadi catatan hitam pada saat tiu.
"Yang terjadi malah fokus periode pertama diteruskan. Kesehatan, pendidikan terbengkalai. Apalagi ada badai pandemi Covid-19," kata dia.
Menurutnya, akibat fokus pembangunan yang dinilainya ugal-ugalan, menurut Tom hal itu bakal diperbaiki pasangan Anies-Muhaimin melalui program 'Slepetnomics'.
Program perbaikan ekonomi lewat jargon itu, diyakini akan menggeser fokus pembangunan Indonesia dari infrastruktur ke pembangunan yang bersifat perangkat lunak, yakni sumber daya manusia.
"Pak Anies sudah berkali-kali mengatakan bahwa kekuatan kita bukanlah sumber daya alam, kekuatan atau aset kita adalah manusia, warga kita. Kalau kita lihat fakta di seluruh dunia kebanyakan negara yang kaya dengan sumber daya alam itu biasanya miskin dan banyak negara yang tidak punya sumber daya alam itu malah kaya seperti Jepang, Singapura dan Taiwan," beber Tom.
Bagi Tom, pengembangan SDM merupakan masalah utama Indonesia yang membuat ekonomi sulit berkembang. Untuk itu, solusi yang akan dilakukan AMIN untuk mendongkrak keunggulan SDM adalah menaruh perhatian lebih pada investasi kepada SDM berupa pendidikan dan kesehatan.
Thomas mengatakan sudah banyak contoh ketika negara kaya dengan sumber daya alam, justru miskin secara ekonomi. Sebaliknya, negara yang miskin alamnya, justru menjadi negara maju karena kualitas manusianya.
"Contoh tahun ini harga nikel sudah turun 50%, dengan melemahnya ekonomi global tahun depan pasti harga-harga komoditas akan turun lagi. Jadi kita mulai dengan realita bahwa kita tidak lagi bisa mengandalkan ekspor dan komoditas," kata Lembong.
"Tapi pemerintah belakangan ini sangat fokus pada industri nikel, industri baterai, industri mobil listrik karena dianggap masa depan, dianggap high tech, dianggap sangat seksi," beber Tom.
Tom mencontohkan, bahwa industri teknologi dihasilkan dari kerja keraa sebuah negara yang memberi perhatian khusus pada pembentukan SDM yang kuat. Terlebih, kecanggihan teknologi patut dimanfaatkan dan itu hanya bisa diwujudkan dengan membuat SDM unggul.
"Kalau kita kunjungi sebuah pabrik mobil listrik itu semua yang kerja robot. Saya pernah kunjungi sebuah pabrik mobil listrik di Korea, dan saya kaget hampir tidak ada manusia, kosong, semua jadi rantai produksinya assembly line semua mesin yang melipat, menggulung, dan merakit baterai itu," tuturnya.
Sumber: disway
Foto: Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Lembong-Instagram tomlembong-
Meski Pernah Bantu Jokowi di Kabinet, Ini Sejumlah Kesalahan Jokowi yang Dikritik Keras Oleh Ahjusi Tom Lembong
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar