Timnas AMIN Duga Ada Pola Kecurangan Penambahan 100 Suara di Tiap TPS
Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menduga ada indikasi kecurangan yang dilakukan terkait rekapitulasi data suara dari setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024.
Ia menjelaskan kecurigaan itu didapatkan pihaknya setelah melakukan audit forensik terhadap form C1-PPWP yang masuk ke sistem Sirekap.
Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto menyebut usai melakukan digital forensik pihaknya menemukan sejumlah pola yang menunjukkan indikasi dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
"Sekarang ada pola lain. Karena ini sudah ketahuan loncatannya 600, 700, 800 (per TPS), kira-kira di angka itu," kata pria yang kerap disapa BW itu dalam konferensi pers di Rumah Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Februari 2024.
Mantan pimpinan KPK itu menduga setiap TPS terdapat penambahan 100 suara.
"Sekarang ini kami menduga penambahannya itu dilakukan 100-100 [suara] setiap TPS. Ada pola itu," ujar Bambang.
Lebih lanjut, BW mengatakan hasil quick count dibuat untuk menghancurkan psikologis pendukung paslon yang kalah.
Sehingga, kata BW, hal tersebut membuat terjadinya jual beli rekapitulasi suara.
"Maka kemungkinan besar transaksi jual-beli suara di proses rekapitulasi kecamatan bisa dengan mudah dilakukan. Dan itu yang harus diwaspadai. 'Sudah lah, ngaku kalah aja. Lu harganya berapa?' Diduga bisa seperti itu. Ini sungguh-sungguh menghancurkan proses demokratisasi karena tidak ada keadaban apalagi integritas," tutupnya.
Sementara itu, Anggota Deputi Hubungan Antarlembaga Timnas AMIN Putra Jaya Husain mengatakan pihaknya menemukan adanya pengurangan suara terhadap paslon nomor urut 1 itu.
Menurutnya, hal itu diketahui usai pihaknya melakukan proses digital forensik.
Dia menjelaskan Timnas AMIN membandingkan rekapitulasi data dari KPU pada pukul 19.00 WIB dengan pukul 19.30 WIB di hari Kamis, 15 Februari 2024.
Pada waktu tersebut pihaknya menemukan seiring bertambahnya waktu, suara bukannya bertambah. Namun, justru berkurang.
Berdasarkan analisis mereka, pada pukul 19.00.24 (detik) data ketiga paslon adalah, 01 itu 13.243.659 suara atau 31,97 persen; 02 itu 21.392.437 suara atau 51,63 persen; dan 03 yakni 6.795.057 suara atau 16,4 persen.
"Kan harusnya semua naik, atau minimal kalau memang 0 tambahannya tetap. Tapi yang terjadi pada jam 19.30.24 justru suara Anies menjadi 9.832.013 suara atau 25,59 persen. suara 02, 21.708.715 atau naik menjadi 56,51 persen," terang Putra.
Akibatnya, kata dia, suara Paslon nomor urut 1 itu berkurang 3 juta.
"Dan suara 03 naik 6.874.062 atau naik menjadi 17,89. Ini terlihat bahwa dalam 30 menit 01 detik, pasangan 01 menurun suaranya sebesar 3.411.645 suara. Artinya ada yang dihapus, di-delete," tambah dia.
Dia pun mempertanyakan, proses rekapitulasi yang dilakukan KPU tersebut. Dirinya menantang KPU untuk membuka datanya, bahkan mengajukan diri untuk membiarkan ada timnya yang melakukan audit terhadap data mereka.
"Nah ini tentu kami membutuhkan penjelasan dari KPU, khususnya tim IT dari KPU. Kami bersedia, bertemu untuk melakukan forensik. Kalau KPU bisa sebaiknya memang tim IT dari ketiga paslon turun ke KPU dan kemudian KPU membuka sistemnya dan kita forensik bersama-sama agar apa? Agar sistem IT KPU dipercaya oleh publik," tutur dia.
Sumber: disway
Foto: Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menduga ada indikasi kecurangan yang dilakukan terkait rekapitulasi data suara dari setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024.-Disway.id/Anisha Aprilia-
Timnas AMIN Duga Ada Pola Kecurangan Penambahan 100 Suara di Tiap TPS
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar