Bisnis Tambang Bahlil Diungkap Jatam di Tengah Tudingan Isu Fee IUP Miliaran Rupiah
Salah satu media Nasional membongkar bahwa adanya penarikan fee Izin Usaha
Pertambangan atau IUP yang dilakukan oleh Bahlil Lahadalia selaku Menteri
Investasi.
Bahlil yang juga merangkap sebagai Kepala Koordinasi Penanaman Modal
dituding mencabut ribuan IUP dan kemudian mematok fee hingga miliaran rupiah
jika ada ingin memperbaruinya.
Bisnis tambang bukanlah hal yang batu bagi Bahlil, di mana Jaringan Advokasi
Tambang dalam akun resmi mengungkapkan jika Bahlil sendiri juga terlibat
dalam bisnis tambang di beberapa wilayah Tanah Air.
Bisnis tambang Bahlil diungkap Jatam di tengah tudingan isu fee IUP miliaran
rupiah yang tengah ramai dibicarakan dimedia sosial.
Bahlil sendiri mendirikan perusahaannya pada 2010 lalu yang bernama PT Rifa
Finance dan merupakan induk dari 10 perusahaan.
Adapun anak perusahaan dari PT Rifa Finance antara lain PT Ganda Nusantara,
PT MAP Surveillance dan PT Pandu Selaras. Ada pula PT Cendrawasih, dan
PT Mapsource Mining.
Sedangkan dalam bisnis tambang, perusahaan Bahlil yang terlibat adalah PT
Meta Mineral Pradana, di mana perusahaan ini memiliki dua izin tambang
dengan luas konsesi masing-masing 470 hektar dan 165.50 hektar di Konawe
Utara, Sulawesi Tenggara.-jatam-
Menurut Jatam, perusahaan Bahlil tersebut bergerak di bidang perkebunan,
properti, logistik, pertambangan dan konstruksi.
Akan tetapi Jatam juga menyebutkan bahwa beberapa perusahaan dari Bahlil
tersebut tidak tercantum di situs Ditjen AHU Kemenkumham RI.
Sedangkan dalam bisnis tambang, perusahaan Bahlil yang terlibat adalah PT
Meta Mineral Pradana, di mana perusahaan ini memiliki dua izin tambang
dengan luas konsesi masing-masing 470 hektar dan 165.50 hektar di Konawe
Utara, Sulawesi Tenggara.
Adapun pemegang saham perusahaan ini, antara lain PT Rifa Capital sebesar 10
persen dan PT Bersama Papua Unggul sebesar 90 persen.
Kedua perusahaan ini milik Bahlil, di mana komposisi pengurus PT Meta
Mineral Pradana, antara lain Tresse Kainama sebagai Direktur dan Ir Made
Suryadana sebagai Komisaris.
Sedangkan PT Bersama Papua Unggul bergerak di bidang konstruksi,
perdagangan, instalasi listrik, telekomunikasi dan mekanikal.
Bahlil sendiri mengusai saham sebesar 450 lembar di perusahaan ini dan 50
lembar dipegang oleh Tresse Kainama.
Pada perusahaan ini Tresse Kainama tercatat sebagai Direktur dan Ir Made
Suryadana sebagai Komisaris.
Adapun PT Rifa Capital dikabarkan telah mengeksplorasi 39 ribu hektare lahan
tambang batubara di Fak-Fak, Papua Barat, dan 11 ribu hektare lahan nikel di
Halmahera.
Jatam mengatakan jika PT Bersama Papua Unggul dikabarkan sering memenangkan
lelang proyek Pembangunan Jalan Bofuer – Windesi (MYC) bersama Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Perusahaan lain yang dimiliki Bahlil adalah PT Dwijati Sukses, perusahaan
yang sering terlihat di situs-situs lelang proyek pemerintah, di mana besar
kemungkinan perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi atau properti.
Gaduh hilirisasi nikel antara Tom Lembong Vs Luhut dan Bahlil berlangsung di tengah meluasnya kerusakan lingkungan dan derita rakyat di lingkar tambang.
— JATAM Nasional (@jatamnas) January 26, 2024
Mereka tampak bertengkar soal kepentingannya sendiri dan pelaku industri, yang ujungnya untuk mendapat keuntungan politik… pic.twitter.com/l2WzXK3pqQ
Sumber:
disway
Foto: Bisnis tambang bukanlah hal yang batu bagi Bahlil, di mana Jaringan
Advokasi Tambang dalam akun resmi mengungkapkan jika Bahlil sendiri juga
terlibat dalam bisnis tambang di beberapa wilayah Tanah Air.-tangkapan layar
X@BahlilLahadalia-
Bisnis Tambang Bahlil Diungkap Jatam di Tengah Tudingan Isu Fee IUP Miliaran Rupiah
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar