Kelab Malam Tetap Boleh Operasi selama Ramadhan, PKS Kecewa dengan Pemprov DKI
Keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang tidak menutup tempat hiburan selama bulan suci Ramadan mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD DKI dari Fraksi PKS, Abdul Aziz. Menurut Abdul Aziz, hiburan malam baik diskotik dan karaoke mestinya ditutup sepenuhnya selama puasa.
"Sebaiknya karaoke dan klub malam ditutup selama bulan Ramadhan," kata Abdul Aziz saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
Ia berpandangan bahwa Pemerintah DKI alangkah baiknya membuat aturan menutup tempat hiburan guna menghormati umat Islam saat menjalankan puasa.
"Kami berharap pemda menghormati datangnya Romadhon jangan sampai memicu aksi-aksi dari masyarakat yang merasa terganggu dengan hal tersebut," ucapnya.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) meminta usaha hiburan tutup pada satu hari sebelum Ramadan dan hari ketiga jelang Idulfitri.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) No. e-0003/SE/2024 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata pada Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri Tahun 1445 H/2024 M.
Kepala Disparekraf DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan, SE ini mengatur jenis usaha dan jam operasional selama bulan Ramadan. Aturan ini dibuat untuk menghormati pelaksanaan bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri Tahun 1445 H/2024 M.
"Jenis usaha atau subjenis usaha tertentu yang wajib tutup yaitu pada satu hari sebelum bulan suci Ramadan, hari pertama bulan suci Ramadan, satu hari sebelum Hari Raya Idulfitri atau malam takbiran, hari pertama dan kedua hari Raya Idulfitri, serta malam Nuzulul Qur’an," ujar Andhika di Jakarta, yang dikutip Minggu (10/3).
Adapun usaha pariwisata yang wajib tutup pada satu hari sebelum Ramadan hingga hari ketiga Idulfitri yaitu kelab malam, diskotek, mandi uap, rumah pijat, arena permainan ketangkasan manual, mekanik dan/atau elektronik untuk orang dewasa, dan bar/rumah minum yang berdiri sendiri dan yang terdapat pada kelab malam, diskotek, mandi uap, rumah pijat dan arena permainan ketangkasan manual, mekanik dan/atau elektronik untuk orang dewasa.
Andhika menerangkan, hal tersebut tidak berlaku untuk usaha pariwisata yang diselenggarakan di hotel bintang empat dan bintang lima. Khusus usaha kelab malam dan diskotek yang diselenggarakan menyatu dengan area hotel minimal bintang 4 dan kawasan komersial serta tidak berdekatan dengan permukiman warga, rumah ibadah, sekolah dan/atau rumah sakit diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kelab malam mulai pukul 20.30 WIB sampai dengan pukul 01.30 WIB;
b. Diskotek mulai pukul 20.30 WIB sampai dengan pukul 01.30 WIB;
c. Mandi uap mulai pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB;
d. Rumah pijat mulai pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB;
e. Arena permainan ketangkasan manual, mekanik dan/atau elektronik untuk orang dewasa mulai pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 01.30 WIB;
f. Bar/rumah minum yang berdiri sendiri mulai pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 01.00 WIB; dan
g. Bar/rumah minum yang menjadi penunjang usaha pariwisata tertentu mengikuti ketentuan waktu penyelenggaraan kegiatan usaha utamanya.
Industri pariwisata tetap dapat beroperasi dengan beberapa penyesuaian, seperti jenis usaha karaoke eksekutif dan pub selama bulan Ramadan beroperasi pukul 20.30 WIB sampai dengan pukul 01.30 WIB. Sedangkan untuk karaoke keluarga dapat menyelenggarakan kegiatan usaha pukul 14.00 hingga 02.00 WIB.
"Untuk rumah biliar atau bola sodok dapat beroperasi apabila lokasinya satu ruangan dengan usaha karaoke eksekutif dan dapat beroperasi mulai pukul 20.30-01.30 WIB. Sedangkan bagi rumah biliar atau bola sodok yang berdiri sendiri, dapat beroperasi pukul 11.00-24.00 WIB," imbuh Andhika.
Sumber: merahputih
Foto: Sejumlah pengunjung hiburan malam di sebuah klub menari mengikuti irama musik yang dimainkan disc jockey di Jakarta. (ANTARA/Andika Wahyu/hp/aa)
Kelab Malam Tetap Boleh Operasi selama Ramadhan, PKS Kecewa dengan Pemprov DKI
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar