Manuver Jokowi dan Bahlil Ambil Alih Golkar? Posisi Airlangga Hartarto Di Ujung Tanduk
Partai Golkar dikabarkan bakal kembali digoyang konflik internal. Terbaru, beredar Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia berencana ingin menduduki kursi Golkar 1 atau menjadi Ketua Umum (Ketum) menggeser posisi Airlangga Hartarto.
Rumors posisi Airlangga Hartarto bakal digoyang oleh jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana dalam acara Bocor Alus Tempo yang ditayangkan di akun YouTube Tempodotco pada Sabtu 2 Maret 2024 yang berjudul 'Dugaan Permainan Izin Tambang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Rencana Pengalihan Golkar.'
Francisca dalam akun YouTube Tempodotco mengungkap soal keinginan Bahlil Lahadalia yang ingin menjadi Ketum Golkar. Bahkan, manuver politik Bahlil Lahadalia tersebut diberi restu oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Jadi ada sejumlah tokoh politikus di Golkar di pertengahan tahun lalu (2023) Jokowi memberi restu, apa ya namanya jadi mempersilahkan Bahlil untuk menjadi Ketua Umum Golkar," ujar Francisca pada Sabtu 2 Maret 2024.
Ada dua orang yang diharapkan Jokowi untuk bisa duduk di kursi Golkar 1, kata Francisca, pertama Bahlil Lahadalia dan kedua Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kalo nggak Bahlil ya Luhut," ujarnya lagi.
Francisca berujar bahwa informasi yang dia terima dari sejumlah politikus Golkar melihat ada semacam wacana apabila Bahlil menjadi Ketum Golkar, maka Jokowi akan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar.
"Wacana saat Bahlil mengambil alih Golkar itu terjadi saat gonjang ganjing Jokowi dengan PDIP kan," ujarnya lagi.
Karena ada gonjang ganjing dengan PDIP maka Jokowi harus mencari tempat berlabuh setelah misalnya tidak lagi di partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"Kemana, karena tentu saja setelah menjadi Presiden dia (Jokowi) kan harus mempunyai kekuatan lain yakni di partai," ujar Francisca.
Pernyataan Francisca pun disambut oleh Stefanus Pramono yang juga jurnalis Tempo dengan menyebutkan untuk menjaga keamanan Jokowi.
"Apalagi kalo tidak ada masalah nggak perlu pake jaga-jagaan segala, tapi kalo pemerintahannya sarat dengan masalah maka tentu saja dia (Jokowi) harus melakukan bagai manuver politik-politik baru untuk menjamin keselamatan dia dan juga orang-orang dekatnya dia," ujar Stefanus.
Stefanus pun mempertanyakan siapa yang sebenarnya ingin mengambil alih Golkar.
"Jokowi atau Bahlil?" tanya Stefanus.
Francisca menjawab bahwa kedua-duanya sama-sama memiliki kepentingan.
"Dua orang berbeda dengan kepentingan yang sama lalu menyatu. Bahlil adalah tangan kanan Presiden dan Presiden (Jokowi) adalah orang yang paling punya kuasa saat ini. Jadi ini dua kepentingan yang bersatu," kata Francisca.***
Sumber: harianterbit
Foto: Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi/Net
Manuver Jokowi dan Bahlil Ambil Alih Golkar? Posisi Airlangga Hartarto Di Ujung Tanduk
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar