Profil PSI: dari Partai Anak Muda Jadi Partai Jokowi, Bakal 'Ajaib' Lolos ke Senayan?
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketuai anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, tengah jadi sorotan. Penyebabnya, suara PSI mendadak naik secara pesat dari 2 persen menjadi lebih dari 3 persen. Kenaikan suara ini tentu membuat peluang PSI masuk ke Senayan semakin terbuka lebar, di mana syarat ambang batas parlemen adalah 4 persen.
Sebagai informasi, PSI berhasil merebut banyak hati anak muda saat pertama kali didirikan. Namun seiring berjalannya waktu, partai tersebut justru dikenal sebagai partai pengkritik Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. PSI juga terus menunjukkan dukungan masif kepada Jokowi sejak Pilpres 2019, sehingga kerap dijuluki "Partai Jokowi".
Kedekatan PSI dan Jokowi semakin terlihat jelas saat Kaesang menjabat sebagai ketum. Selain itu, kader PSI dalam berbagai kesempatan juga kerap melakukan dialog dengan Presiden Jokowi, khususnya jelang Pemilu 2024.
Akibatnya, kini suara PSI yang mendadak naik secara signifikan mulai dianggap janggal oleh berbagai pihak. Tak sedikit yang menuding adanya kecurangan yang dilakukan agar PSI bisa lolos ke Senayan.
Lalu, seperti apa sejarah terbentuknya PSI? Simak inilah selengkapnya.
Sejarah PSI Berdiri
PSI resmi didirikan pada tanggal 16 November 2014. Ide pembentukan PSI ini bermula ketika adanya dialog antara tiga pendiri PSI, yaitu Raja Juli Antoni, Grace Natalie dan Isyana Oka.
Adapun kemenangan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2014 menjadi gagasan awal membangun PSI, partai yang dipenuhi generasi muda demi pembangunan bangsa.
PSI pun menjadi satu-satunya partai baru yang berhasil lolos sebagai badan hukum. Partai ini berhasil melewati proses verifikasi Kementerian Hukum dan HAM usai Pemilu 2014. Sosok Grace Natalie pun terpilih sebagai Ketua Umum PSI.
Dalam 5 tahun awal berdirinya partai "anak muda" ini, PSI cukup masif dalam memberikan dukungannya kepada Presiden Jokowi. Pada Pemilu 2019, PSI resmi terdaftar sebagai peserta pemilu dengan partai bernomor urut 11.
PSI juga membuat terobosan terbaru dengan melakukan rekrutmen calon anggota kader mereka yang ingin maju dalam pemilihan legislatif secara terbuka.
Sayangnya, PSI gagal lolos ke Senayan dalam Pemilu 2019 lalu karena tidak memenuhi syarat ambang batas parliamentry threshold sebesar 4 persen.
Meskipun begitu, PSI cukup vokal dalam mendukung dan membela Jokowi dalam melaksanakan periode kedua pemerintahannya. PSI pun rela "pindah haluan" dalam Pilpres 2024, dengan mendukung Prabowo Subianto karena efek anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres.
Kepemimpinan PSI sendiri sempat berganti beberapa kali. Grace Natalie akhirnya memberikan mandat jabatannya kepada Giring Ganesha pada tahun 2020 lalu.
Jelang pergantian kepemimpinan PSI tahun 2023, secara mengejutkan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep memutuskan untuk ikut terjun ke dunia politik.Ia mengumumkan keanggotaannya sebagai kader PSI pada tanggal 23 September 2023 lalu.
Dua hari berselang dari pengumuman bergabungnya Kaesang, PSI mengumumkan pengangkatan Kaesang sebagai Ketua Umum yang baru periode 2023-2028. Kaesang menggantikan Giring Ganesha yang sudah hampir 3 tahun menjabat sebagai Ketum PSI.
Penunjukan Kaesang sebagai Ketum PSI pun menimbulkan banyak kontroversi. Sebutan PSI sebagai "partai Jokowi" ini pun semakin bermunculan.
Dalam Pemilu 2024, PSI awalnya diprediksi akan kembali gagal melenggang ke Senayan karena perolehan suara yang hanya mencapai 2,93% hingga akhir Februari 2024 lalu.
Namun, suara PSI melonjak naik pada tanggal 4 Maret 2024 berdasarkan hasil Real Count KPU RI. PSI memperoleh suara sebesar 3,13% dari total 60% kotak suara di seluruh Indonesia yang sudah dihitung.
Atas hasil itu, PSI digadang-gadangkan akan menjadi salah satu partai yang siap melenggang ke Senayan. Partai "anak muda" ini hanya memerlukan sekitae 0,87% suara lagi untuk memastikan kader mereka berhasil masuk parlemen.
Sumber: suara
Foto: Ketua umum baru Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep memberikan pidato politiknya pada acara Kopdarnas Deklarasi Politik PSI di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Profil PSI: dari Partai Anak Muda Jadi Partai Jokowi, Bakal 'Ajaib' Lolos ke Senayan?
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar