Ustaz Khalid Basalamah Sebut Imsak Bukan Ajaran Islam
Makan sahur merupakan kegiatan rutin yang dijalani umat muslim ketika hendak menjalankan ibadah puasa. Dan dalam makan sahur itu, umat muslim, khususnya di Indonesia, sejak dahulu mengenal istilak Imsak.
Imsak biasanya ada sekitar 10 menit sebelum azan subuh dan kerap diartikan sebagai waktu penanda berhentinya makan dan minum sebelum berpuasa. Terkait hal itu, belakangan ini Ustaz Khalid Basalamah mengeluarkan pernyataan yang mencuri rasa heran banyak orang.
Dalam sebuah video yang diunggah dalam kanal YouTube Bimbingan Salaf, ia mengatakan, istilah imsak tidak dikenal dalam ajaran Islam.
"Saya tidak tahu asal usul penggunaan istilah imsak di Indonesia. Imsak ini merupakan kegiatan berhenti makan 20 atau 25 menit sebelum Subuh. Namun, dalam Islam tidak ada hal seperti itu," kata dia, dalam video itu.
Ia lantas menjelaskan, pada masa Nabi Muhammad SAW, ada dua muazin yang bertugas, yakni Ibnu dan Bilal.
Ketika itu, jika umat Islam mendengar azan yang dikumandangkan Bilal, maka masih diperbolehkan makan sahur.
Dan jika Bilal yang mengumandangkan azan, maka waktu subuh telah tiba dan makan sahur harus dihentikan.
Dalil Imsak dalam Islam
Pernyataan Khalid Basalamah mengenai imsak tak ada dalam ajaran Islam, dibantah oleh Ustaz Ahmad Hanan dalam NU Online.
Menurut dia, dalil mengenai Imsak ada pada kisah salah satu sahabat nabi, Zaid bin Tsabit, yang berkaitan dengan waktu antara sahur dan azan subuh. Berikut dalilnya:
ﻋﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: ﺗﺴﺤﺮﻧﺎ ﻣﻊ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﺛﻢ ﻗﺎﻡ ﺇﻟﻰ اﻟﺼﻼﺓ، ﻗﻠﺖ: ﻛﻢ ﻛﺎﻥ ﺑﻴﻦ اﻷﺫاﻥ ﻭاﻟﺴﺤﻮﺭ؟ ﻗﺎﻝ: ﻗﺪﺭ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺁﻳﺔ. رواه البخاري
Artinya, “Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: ‘Kami sahur bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallama, lalu beliau melaksanakan salat’. Saya (perawi) tanya: ‘Berapa jarak antara azan dan sahur?’ Zaid menjawab: ‘Perkiraan 50 ayat’.” (HR Al-Bukhari).
Sementara dalil Imsak yang kedua terdapat dalam kitab Hasyiyatud Dasuqi karya Imam Sanusi:
فقد ورد أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يؤخره بحيث يكون ما بين فراغه منه وبين الفجر قدر ما يقرأ القارئ خمسين آية
Artinya, “Telah disampaikan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan sahur pada akhir waktu yang diperkirakan antara selesai sahur dengan waktu fajar yaitu pembacaan 50 ayat.” (Muhammad bin Ahmad ad-Dasuqi, Hasyiyatud Dasuqi ‘alas Syarhil Kabir, [Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah: 2001], juz II, halaman 138).
Mengacu pada penjelasan di atas, publik jadi penasaran, apa sebenarnya latar pendidikan Ustaz Khalid Basalamah?
Pendidikan Ustaz Khalid Basalamah
Pemilik nama lengkap Khalid Zeed Abdullah Basalamah itu merupakan kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 1 Mei 1975.
Ia menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya, Makassar. Namun, ketika memasuki jenjang pendidikan SMP, ia berangkat ke Kairo dan bersekolah disana.
Setelah lulus SMP, ia melanjutkan pendidikan SMA Madidan dan S1 di Universitas Islam Madinah pada 1994.
DIsana ia mengambil jurusan Dakwah dan Ushuluddin dan lulus pada 1998.
Setelah itu Khalid kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Muslim Indonesia, di kampung halamannya, Makassar.
Lalu ia melanjutkan jenjang pendidikan S3 di Universitas Tun Abdul Razak, Malaysia.
Di Indonesia, Khalid Basalamah dikenal sebagai pendakwah yang beraliran Salafi.
Sumber: suara
Foto: Ustadz Khalid Basalamah (YouTube Islam Terkini)
Ustaz Khalid Basalamah Sebut Imsak Bukan Ajaran Islam
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar