6 Kontroversi Mensos Risma, Sebut Panti Jompo Tak Sesuai Agama dan Budaya Indonesia
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali menuai kontroversi gegara pernyataan terbarunya. Pasalnya, Mensos Risma menyebut bahwa panti jompo tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Hal ini disampaikan Risma saat menghadiri acara peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2024 di Aceh Utara, Rabu (29/5/2024) kemarin menuai kontroversi. Mantan Wali Kota Surabaya ini mengaku secara pribadi, ia tidak setuju dengan konsep panti jompo.
Menurutnya, panti jompo berpotensi membuat banyak anak muda melantarkan orang tuanya ke panti. Padahal, lanjut Risma, meninggalkan orang tua di panti jompo tidak sesuai agama sekaligus kebudayaan Indonesia.
"Panti jompo itu model dari luar negeri sebetulnya menurut saya. Saya pribadi nggak setuju (dengan panti jompo), tidak sesuai dengan budaya kita," ucap Risma dalam pidatonya.
"Konsep panti jompo ini ditakutkan nantinya banyak anak muda yang melempar orang tuanya ke panti. Padahal budaya kita, agama kita, tidak mengajarkan hal seperti itu," lanjut Risma.
Pernyataan Risma ini langsung membuat dirinya ramai di perbincangkan di X. Banyak warganet yang mengkritik Risma. Terlebih ia menyandang status sebagai Menteri Sosial, sehingga pernyataannya disayangkan banyak pihak.
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Mensos Risma mengundang kontroversi. Sebelumnya, ia beberapa kali mendapat perhatian publik lantaran sikap dan tindakannya yang dianggap berlebihan.
Lalu, apa saja kontroversi yang pernah dilakukan Risma? Simak inilah selengkapnya.
Marah dan turun podium saat upacara
Sikap Risma yang tegas dan begitu emosional mulai diketahui publik saat ia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Gaya kepemimpinannya yang dinilai galak sempat membuatnya menuai kontroversi.
Contohnya pada tahun 2017 lalu, beredar video saat Risma sedang menjadi inspektur upacara di kantor pemerintahan Kota Surabaya. Di tengah-tengah pidatonya, Risma tiba-tiba marah kepada segerombol ASN yang asyik bergurau di barisan upacara.
Tak hanya berteriak marah, Risma sampai turun podium untuk menegur ASN tersebut secara langsung. Momen itu pun langsung viral di media sosial dan memicu pro kontra.
Atur lalu lintas yang macet
Aksi Risma yang menuai perhatian publik juga terjadi saat dirinya turun dari mobil dinas. Kala itu, ia diantar dengan mobil dinas dari kawasan Kebun Binatang Surabaya menuju Kantor Wali Kota Surabaya pada tahun 2019 lalu.
Namun dalam perjalanan, Risma terjenak kemacetan. Situasi ini membuat kader PDI Perjuangan ini tinggal diam. Ia langsung turun dari mobil dan ikut mengatur lalu lintas yang kacau tersebut.
Risma bahkan sampai kewalahan mengatur lalu lintas layaknya polisi. Aksi itu membuat banyak warga menyoroti aksi seorang Wali Kota yang berani turun langsung demi mengatur lalu lintas di kotanya.
Paksa anak tuli untuk berbicara
Kritikan keras juga menyerang Risma saat dirinya menjabat sebagai Menteri Sosial pada 2021 lalu. Hal ini bermula saat Risma berdialog dengan anak-anak disabilitas tuli dalam acara Hari Disabilitas Internasional 2021.
Dalam acara itu, Risma malah terdengar memaksa anak tunarungu untuk berbicara. Aksinya itu tentu langsung dibanjiri kritikan tajam dari beragam pihak, termasuk aktivis disabilitas.
"Kamu harus sampaikan ke ibu apa pikiran kamu. Sekarang ibu minta kamu bicara enggak pakai alat, kamu bisa bicara," ucap Risma dalam dialognya tersebut.
Dalam pembelaannya, Risma mengaku dirinya mencoba untuk menstimulasi anak tunarungu tersebut. Alasannya, kata Risma, anak-anak tunarungu kerap menjadi korban pelecehan seksual karena tidak mampu meminta tolong.
Rangkap jabatan Wali Kota dan Menteri
Saat ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial, Risma sendiri masih aktif menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Ia diketahui masih aktif menjabat sebagai Wali Kota Surabaya hingga hari pelantikannya pada 23 Desember 2020.
Sontak, situasi Risma yang rangkap jabatan sebagai menteri dan wali kota ini langsung dikritik. Setelah besarnya tekanan, Presiden Jokowi akhirnya turun tangan, serta mengatakan telah menunjuk Plh. Walikota Surabaya usai pelantikan Risma.
Temui gelandangan di daerah elit Jakarta
Kontroversi Risma selanjutnya terjadi ketika ia menemui beberapa gelandangan di daerah perkantoran elit Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, pada 2021 lalu. Dalam video yang beredar, Risma mengajak gelandangan itu ke balai sosial untuk dibina.
"Ikut saya ya Pak, nanti saya carikan balai atau tempat menampungan. Nanti bapak ada temannya banyak, masih bisa mulung juga. Saya bantu juga cari kerjaan, supaya bisa makan, supaya bisa tidur, enggak kehujanan disini," ujar Risma.
Sontak video itu ramai disorot karena dinilai janggal. Bukan tanpa alasan, kawasan Sudirman-Thamrin memang tergolong kawasan elit. Oleh sebab itu, banyak pihak yang mengaku tidak pernah bertemu gelandangan di daerah tersebut. Risma pun dinilai hanya membuat pencitraan.
Tegas tolak konsep panti jompo
Kontroversi terbaru terkait pernyataan Risma yang menolak konsep panti jompo. Hal ini langsung menuai banyak kecaman. Pasalnya, Risma menyebut panti jompo tidak sesuai budaya Indonesia dan meminta anak muda untuk bersama-sama merawat lansia.
Warganet pun ramai mengkritik Risma yang dinilai tidak sensitif dalam mempertimbangkan kesibukan anak muda. Risma juga dianggap secara tidak langsung menolak program panti jompo yang digagas Kementerian Sosial.
Sumber: suara
Foto: Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. (Instagram)
6 Kontroversi Mensos Risma, Sebut Panti Jompo Tak Sesuai Agama dan Budaya Indonesia
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar