Kepala Sekolah SMAN 8 Medan Bantah Tak Naikkan Kelas Siswi Gegara Dilaporkan Orang Tua Terkait Dugaan Pungli

Baca Juga

Kepala Sekolah SMAN 8 Medan, Rosmaida Asianna Purba membantah soal tak menaikkan kelas siswi berinisial MS buntut dilaporkan atas kasus dugaan korupsi pungutan liar (pungli).

Menurut Rosmaida, alasan MS tidak naik kelas yaitu karena banyak absen.

Rosmaida menjelaskan, siswi wajib mengikuti pembelajaran 90 persen dari hari efektif atau 266 hari.

Jika 10 persen dari 266 hari adalah maksimal 27 hari absen tanpa pemberitahuan, kata Rosmaida, maka siswi sudah terjaring tidak naik kelas.

“Ketidakhadirannya melebihi kriteria anak didik yang naik kelas sesuai kesepakatan dari dewan guru," ungkap Rosmaida.

"Jadi, apa yang dituduhkan orang tua murid tersebut tidaklah benar, dan mengada-ngada, bahwa anaknya tidak naik kelas oleh pihak sekolah karena sentimen pribadi," sambungnya.

Lebih lanjut, Rosmaida menyayangkan atas tudingan dari pihak orang tua siswi tanpa bukti yang jelas.

"Jika ada bukti dan silahkan proses hukum, dan saya tegaskan terkait tidak naik kelas MS tidak ada hubungan dengan sentimen pribadi, jangan menyebarkan fitnah tanpa bukti, kami bakal menempuh jalur hukum karena dinilai telah mencemarkan nama baik sekolah," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, orang tua MS, Coky murka ketika mendapati anaknya tidak naik kelas.

Padahal, MS disebut siswi yang berprestasi dan selalu memiliki nilai bagus di setiap mata pelajaran.

Coky menduga bahwa ini disebabkan oleh dirinya yang melaporkan skandal kepala sekolah atas kasus dugaan pungli tersebut.

“Karena saya melaporkan Kepsek atas kasus korupsi dan pungli. Saya gak mau berdamai sama dia, dibuatnya anak saya tinggal kelas,” kata Coky.

Tak hanya itu, MS juga mengaku sempat takut setiap datang ke sekolah.

“Saya sempat takut juga Pak mau datang ke Sekolah. Saya diinterogasi oleh Kepala Sekolah di ruangannya, ada 3 kali panggilan,” ungkap MS. (*)

Sumber: kilat

Foto: Kepala Sekolah SMAN 8 Rosmaida Purba dan orang tua murid, Coky.