Breaking News

Lambang NU Dijadikan Bahan Ejekan Imbas Rencana Kelola Tambang, Roy Murtadho Minta Sosok Ini Bertanggung Jawab


Lambang Nahdhatul Ulama (NU) menjadi bahan ejekan setelah muncul wacana ormas Islam terbesar di Indonesia itu bakal mengelola tambang.

Menurut aktivis NU, Roy Murtadho, penyebab lambang Nahdhatul Ulama dijadikan bahan ejekan disebabkan gagalnya pimpinan dalam menjaga marwah organisasi.

Aktivis lingkungan yang juga Koordinator Nasional Front Nahdiyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Roy Murtadho menyebut sosok yang harus bertanggungjawab.

Hal tersebut disampaikan Roy melalui cuitan di akun X miliknya pada Senin, 17 Juni.

"Siapa yang harus tanggungjawab lambang NU dibuat bahan ejekan," tulis Roy Murtadho dikutip Kilat.com pada Rabu, 19 Juni.

Sebelumnya beredar di berbagai platform media sosial yang menunjukkan bahwa lambang NU telah diedit.

Background yang sebenarnya didominasi warna hijau dengan lambang bola dunia diubah menjadi warna merah.

Sementara tulisan NU diubah dengan UN dan diplesetkan dengan narasi Ulama Nambang.

Sedangkan lambang bola dunia dihilangkan dan diganti dengan ekskavator.

"Viral logo NU diedit dari NU alias Nahdhatul Ulama menjadi UN alias Ulama Nambang," tulis @hipohan dalam cuitannya.

"Sementara bintang²nya diganti dengan Rp, lalu bola dunia diubah menjadi ekskavator," sambungnya.

"Siapa yang salah, ya elit PBNU lah, kenapa malah menjauh dari umat dan memilih umara," ucapnya.

Roy Murtadho menyebut sosok yang paling bertanggungjawab terkait hal tersebut adalah Gus Yahya.

"Tak ada yang lain selain Gus Yahya, NU jadi bulan²an ejekan netizen kerena kegagalan kepemimpinan Gus Yahya dalam menjaga marwan NU," ujarnya. (*)

Sumber: kilat
Foto: Lambang Nahdhatul Ulama (NU) menjadi bahan ejekan. (x.com/hipohan)
Lambang NU Dijadikan Bahan Ejekan Imbas Rencana Kelola Tambang, Roy Murtadho Minta Sosok Ini Bertanggung Jawab Lambang NU Dijadikan Bahan Ejekan Imbas Rencana Kelola Tambang, Roy Murtadho Minta Sosok Ini Bertanggung Jawab Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar