Setelah Pasal Anestesi, Kini Muncul Aturan Cara Jawab Telepon Bagi Dokter Residen: Hanya Senior yang Boleh Tutup Panggilan

Setelah viral Pasal Anestesi, kini muncul aturan cara menjawab telepon yang harus dipatuhi oleh dokter residen.

Seperti diketahui, belakangan viral terkait kasus dugaan bullying yang terjadi di dunia kedokteran, khususnya program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip).

Beredar pula aturan tak masuk akal, salah satunya Pasal Anestesi yang memuat budaya senioritas.

Dikutip dari dokumen yang disebarkan akun X @txtdarijasputih, kali ini terdapat aturan cara menjawab telepon seperti berikut ini.

Cara menjawab telepon:

3 kata: Baik dokter. Mohon maaf dokter. Terima kasih dokter.

Telepon:

Selamat pagi/siang dokter, dengan dr ..., ada yang bisa dibantu dokter?

Kalau ditanya lagi di mana? Jawabnya tetap ada yang bisa dibantu dokter?

Jika bersama konsulen: Telepon tidak perlu diangkat

Angkat telepon lihat hierarki konsulen-senior: Mohon maaf dokter. Izin dokter ada telepon dari ...

Telepon 1 x -> tunggu 5 menit -> telepon kedua -> SMS selalu selamat pagi/siang/malam, mohon maaf mengganggu, mohon ijin bertanya dokter untuk keperluan...

Telepon dianggap masuk jika ada nada dering, langsung diangkat jangan sampai ada 2 kali nada dering, pastikan yang menutup telepon adalah senior berapapun lamanya.

Alamat konsulen jangan lupa cek bersama lalu post foto rumah di grup

Sediakan di mobil Aqua, Teh Pucuk

dr. Ronny: Mobil harus bersih, karpet tidak boleh penuh pasir, pakai headcap-masker double-faceshield, harus sudah mandi, sering diajak ke kebun-beli pakan ikan.

Belum diketahui secara pasti di mana lokasi rumah sakit maupun kampus yang memberlakukan aturan seperti itu. (*)

Sumber: kilat

Foto: Selain Pasal Anestesi, ada juga aturan menjawab telepon bagi dokter residen. (Kolase Instagram/ @alvin.sa.putra dan Scribd)