Dilema PKS dengan Konstituennya
Yth @PKSejahtera, pak @tifsembiring atau kader pks yg lainnya..
Perkenankan saya, mewakili diri saya pribadi sebagai mantan konstituen PKS di pemilu 2024 kemarin untuk menyampaikan beberapa keluh kesah dan pandangan saya terhadap situasi PKS dan beberapa konstituennya beberapa waktu lalu
Sebelum menyampaikan lebih dalam, saya ingin PKS dan kadernya untuk melihat semua yg terjadi kemarin secara helikopter view, jangan hanya dari 1-2 kejadian saja, sehingga langsung melakukan “𝐝𝐞𝐟𝐞𝐧𝐬𝐢𝐟”, gunakan ini sebagai kritik pedas agar PKS melalukan perbaikan, bukan malah berbalik menyerang atau defensif. Pada dasarnya mereka itu kecewa karena menaruh harapan yg besar pada PKS, dan sepertinya PKS terlihat mengkhianati harapan tersebut, sehingga luapan emosi mereka di luapkan di sosmed.
Kita mulai dari pemilu di februari 2024, saya memilih PKS karena merasa PKS mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama, yaitu 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐠𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐤𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐫𝐭𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐮𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦, 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐝𝐢𝐧𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐣𝐮 𝐤𝐞 𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐲𝐠 𝐥𝐞𝐛i𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤. Namun sayangnya di 2 bulan terakhir ini, PKS sudah membuktikan diri bahwa sekarang ini, tidak lagi mengarah pada tujuan dan membela kepentingan konstituennya diatas (dalam hal ini saya pribadi), sehingga kekecewaan dan penyesalan pun menghayuti saya.
Sekali lagi saya sampaikan, ini bukan soal Anies saja, karena saya secara pribadi bisa memahami kalo PKS tidak mengusung Anies, tapi masalahnya PKS sudah melakukan 𝐬𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐭𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐚𝐭𝐚𝐬.. ambil contoh, PKS malah mengusung mantu jokowi di sumatera utara, mendeklarasikan kaesang di jawa tengah (meskipun belum cukup umur dan akhirnya dibatalkan MK, bukan PKS yg membatalkan), dan yg paling parah mendukung marshel (saat itu).. jelas, ini sudah sangat teramat menyimpang dari tujuan dan kepentingan tadi, seolah Tujuan PKS hanya kekuasaan dan kemakmuran anggotanya saja
Hal yang membuat saya tidak habis pikir dan bahkan membuat saya terheran-heran, pada saat 𝐝𝐢 𝐁𝐚𝐥𝐞𝐠 𝐑𝐔𝐔 𝐩𝐢𝐥𝐤𝐚𝐝𝐚, 𝐏𝐊𝐒 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐭𝐮𝐣𝐮𝐢 𝐑𝐔𝐔 𝐩𝐢𝐥𝐤𝐚𝐝𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐮𝐥𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐌𝐊, padahal keputusan MK itu sangat positif buat PKS sendiri (tapi merugikan politik dynasty), lalu bak pahlawan kesiangan, setelah demo besar2an (dimana PKS juga tidak berpartisipasi), tiba2 saja mengeluarkan pernyataan sebaliknya, tentu saja masyarakat tidak bodoh kawan… mereka menyadari ini.
Hal diatas membuktikan, bahwa 𝐰𝐞 𝐚𝐫𝐞 𝐧𝐨𝐭 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐚𝐦𝐞 𝐛𝐨𝐚𝐭 𝐚𝐧𝐲𝐦𝐨𝐫𝐞, sekarang PKS menjadi partai stempel pemerintah saja.. tujuan PKS bukan lagi memperjuangkan umat muslim lagi, namun mendapatkan cipratan kue kekuasaan.. hal tersebut sudah cukup jelas termaktub dalam cerita saya diatas.. jadi ini bukan soal karena Anies seorang, tapi 𝐛𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐏𝐊𝐒 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧
Banyak konstituen berusaha mengingatkan sopir bus PKS utuk kembali ke tujuanya, dan saya rasa, banyak kader internal juga coba mengingatkan hal tersebut (artikel dibawah), bagi saya pribadi, ketika bus sudah memiliki tujuan berbeda, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 “𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧” 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐮𝐬.. 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐤 𝐀𝐧𝐢𝐞𝐬 𝐬𝐞𝐭𝐮𝐣𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐞𝐬𝐚𝐧𝐠, syukurnya pak Anies masih memiliki tujuan dan kepentingan yg sama dengan saya.
Akhir kata, saya sangat tidak suka melihat perpecahan diantara umat muslim, tapi saya lebih tidak suka melihat segelintir orang menggunakan “simbol” agama sebagai alat untuk memperoleh cipratan kue kekuasaan, semoga ini menjadi pembelajaran buat kita semua.
Oleh: Husodo (@HusodoYuga)
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Dilema PKS dengan Konstituennya
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar