Infrastruktur Indonesia: Terima Kasih Jokowi, Semoga Prabowo Bisa Membenahi
Teruntuk Presiden Joko Widodo. Sepuluh tahun masa kepemimpinan Bapak Jokowi memang penuh dengan gebrakan infrastruktur. Kita disuguhkan dengan berbagai proyek megah, mulai dari jalan tol yang membentang hingga bandara internasional yang canggih. Tapi, di balik semua itu, ada banyak hal sepele yang terlihat sepele, iya, sepele, tapi justru bikin masyarakat pusing, lho, Pak. Jadi, siapa sih yang buta akan masalah infrastruktur ini? Mari kita kulik bersama!
Pertama, siapa yang pernah merasa bingung melihat jalan baru yang baru saja diaspal, eh, tiba-tiba ada lubang di sana-sini? Misalnya saja, jalan tol Trans-Java yang megah, tetapi beberapa titik di dalamnya seperti balapan rally, hanya karena genangan air atau jalan yang cepat rusak. Kok bisa ya, pejabat yang terhormat tidak melihat bahwa jalan itu lebih mirip kolam renang dadakan ketimbang sarana transportasi? Salah satu contoh nyata bisa dilihat di ruas jalan tol di sekitar Brebes, yang beberapa waktu lalu sempat rusak parah akibat banjir. Jalan yang baru diperbaiki, eh, sudah berlubang lagi. Apakah ini hasil dari proyek yang dikerjakan dengan "bahan rahasia" atau sekadar kurangnya pengawasan? Kalau kalian baca beritanya pasti tahu.
Lalu, kita masuk ke urusan trotoar. Sebagai pejalan kaki, saya kadang merasa terasing di dunia yang seharusnya ramah bagi kita. Trotoar yang seharusnya nyaman untuk berjalan malah jadi arena parkir motor atau tempat dagang. Contoh paling gampang? Di daerah saya, Kediri, trotoarnya seringkali jadi parkiran dadakan, apalagi jika trotoar tersebut berada di depan sebuah toko yang tak memiliki halaman luas untuk parkir. Ketika kita mau berjalan, kok rasanya kayak main level di video game? Mungkin para pejabat kita perlu sedikit jalan kaki di kawasan ini dan merasakan "sirkuit" yang harus dilalui. Atau mereka lebih suka jalan di pinggir jalan sambil main smartphone?
Kalau kita bicara soal parkir liar, ini juga jadi masalah besar. Kadang saya berpikir, apakah ada undang-undang rahasia yang mengizinkan ini? Seharusnya ada tindakan tegas dari Dinas Perhubungan untuk menertibkan hal ini. Atau mungkin mereka sedang mengadakan kompetisi “Siapa yang Paling Kreatif Menghalangi Pejalan Kaki”? Kamu, iya, kamu!
Berbicara tentang genangan air, kita semua pasti paham, kan? Hujan sebentar, langsung jalanan berubah jadi kolam. Coba kalian cari di mbah google, berita seperti yang sering terjadi di daerah Daan Mogot, Jakarta Barat, yang langganan tergenang setiap kali hujan deras. Padahal, sudah banyak proyek perbaikan drainase yang dijanjikan. Ini mengingatkan saya pada pernyataan Kementerian PUPR yang mengklaim akan mengatasi masalah ini. Tapi, kok hasilnya malah bikin kita bingung, ya? Apakah drainase kita tidak cukup modern untuk menghadapi cuaca tropis? Siapa yang bilang anak muda buta masalah ini? Rasanya semua orang sudah tahu, cuma pejabat yang sepertinya ketinggalan berita!
Sekarang, mari kita bicarakan lampu jalan yang mati. Contoh yang paling nyata adalah di sepanjang Kalimalang, Bekasi, beberapa saat lalu yang sempat heboh. Kalau kamu belum tahu beritanya, coba baca di internet, pasti ketemu! Malam hari, kita berkendara dengan berdoa agar tidak terperosok ke dalam lubang. Lampu jalan yang mati dan gelap gulita menjadi pemandangan biasa. Apakah tidak ada tim khusus yang bertugas untuk memeriksa lampu jalan? Apakah lampu jalan kita sedang berlibur? Mungkin kita perlu mengajak pejabat untuk berkendara malam hari di daerah yang lampunya mati, biar mereka merasakan "thrill" nya berkendara dalam kegelapan!
Terakhir, mari kita bahas soal jalan berlubang. Apakah kita semua berkontribusi dalam program "Bantuan Perbaikan Jalan yang Hilang"? Jalan yang baru saja ditambal, eh, sudah berlubang lagi. Misalnya, jalan-jalan di sekitar PG pesantren, Kediri, yang sering kali ditambal dengan aspal baru, tapi entah kenapa tetap berlubang lagi setelah beberapa bulan. Apakah kita perlu mengingatkan pejabat untuk mengecek kualitas tambalan? Jika tidak, bisa-bisa jalan kita jadi atraksi wisata baru yang bernama "jalan berlubang", lho!
Jadi, untuk ke depan, semoga Bapak Prabowo bisa lebih peka terhadap hal-hal sepele yang bisa berdampak besar bagi masyarakat. Infrastruktur bukan hanya tentang proyek besar, tetapi juga tentang kesejahteraan sehari-hari kita. Harapannya, pejabat mau lebih mendengar dan turun ke lapangan, bukan hanya meresmikan proyek yang bikin kita angkat alis. Yuk, kita semua berkontribusi untuk membuat infrastruktur lebih baik demi generasi mendatang!
Sumber: suara
Foto: Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/Net
Infrastruktur Indonesia: Terima Kasih Jokowi, Semoga Prabowo Bisa Membenahi
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar