Breaking News

Menanti Janji Jokowi: Perpres Jalan Tol Probolinggo-Lumajang Tak Kunjung Realisasi


Dua hari lalu kolega saya hendak menghadiri pernikahan temannya yang ada di Probolinggo Jawa Timur. Namun alih-alih bisa datang tepat waktu ia justru terjebak kepadatan di jalur Probolinggo – Lumajang lantaran macet yang mengular panjang.

Padahal jalur ini merupakan akses satu-satunya yang bisa digunakan untuk menuju ke wilayah Jember dan Banyuwangi melalui jalur Selatan.

Jika melihat ke belakang, pada tanggal 20 November 2019, Presiden Joko Widodo sebenarnya sudah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Lintas Selatan Jawa Timur.

Perpres ini merinci sejumlah proyek pembangunan dan rencana investasi untuk berbagai kawasan di Jawa Timur, yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas di wilayah Jatim namun hingga kini tak kunjung terealisasi.

Padahal ini jadi salah satu proyek yang sangat dinanti, mengingat dalam Perpres ini pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Lumajang akan jadi solusi.

Tentu untuk mengurai kepadatan lalu lintas di perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Probolinggo, jalur ini memang telah menjadi masalah yang meresahkan bagi pengendara dalam beberapa waktu terakhir.

Kemacetan yang sering terjadi, bahkan hingga berjam-jam, menjadi tantangan serius sehingga butuh atensi serius.

Mengurai Benang Kusut Kemacetan di Jalur Probolinggo – Lumajang

Saya bisa disebut memiliki intensitas tinggi melintas di jalan ini, yang saya sesalkan selalu ada proyek pelebaran jalan nasional yang perbaikannya selalu tambal sulam dengan kerusakan yang silih berganti.

Proyek perbaikan jalan nasional yang sering berlangsung di jalur ini merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada kemacetan.

Pembangunan infrastruktur seperti itu sering kali memerlukan penyempitan jalan, pengalihan lalu lintas, dan waktu tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi.

Ditambah di jalur ini juga terdapat aktivitas pasar buah, Pasar Gedang Wates Wetan di Ranuyoso Lumajang menjadi pusat aktivitas perdagangan buah dan sayuran.

Aktivitas pasar ini selalu berdampak pada peningkatan lalu lintas, terutama pada hari-hari tertentu aktivitas perdagangan berada pada puncaknya ketika dini hari.

Ditambah Kontur jalan yang menanjak dan menurun di sepanjang rute ini juga dapat menjadi penyebab kemacetan. Pengendara sering kali harus melambat atau berhenti saat melewati daerah-daerah dengan perubahan elevasi yang signifikan.

Sementara perlintasan kereta api di rute ini yang ada di Kecamatan Klakah juga dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Kedatangan kereta api sering kali memaksa pengendara untuk berhenti dan menunggu, yang bisa berkontribusi pada kemacetan di Jalan.

Kemacetan dan Tantangan Menuju Tapak Kuda

Kawasan Tapak Kuda, yang diantaranya meliputi Lumajang, Jember dan Banyuwangi memang hanya memiliki akses jalur favorit melalui jalur Probolinggo – Lumajang. Akses jalan ini merupakan salah satu wilayah yang menghadapi masalah kemacetan lalu lintas yang serius.

Sebagai akses penting kemacetan lalu lintas telah menjadi hambatan bagi perkembangan wilayah ini. Selain itu, perjalanan yang lambat juga dapat menghambat mobilitas penduduk setempat dan aktivitas ekonomi.

Pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Lumajang merupakan upaya konkret untuk mengatasi masalah ini. Tentu nantinya dengan adanya jalan tol ini, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam konektivitas antara Probolinggo dan Lumajang serta wilayah sekitarnya.

Sebut saja dengan akan mengurangi kemacetan, meningkatkan mobilitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

Upaya untuk mengatasi kemacetan di kawasan ini akan memerlukan kerja sama antara pemerintah daerah, pihak berwenang, dan pemerintah pusat.

Hal ini mungkin termasuk perencanaan lalu lintas yang lebih baik, pemantauan aktif terhadap perkembangan proyek-proyek konstruksi, serta peningkatan kesadaran dan kepatuhan pengendara terhadap aturan lalu lintas dan keselamatan di jalan

Tentu dengan upaya bersama, harapannya adalah kemacetan di kawasan ini dapat dikurangi sehingga perjalanan menjadi lebih lancar dan aman bagi semua pengguna jalan.

Investasi dan Rencana Realisasi yang Mesti Digali

Mengacu dalam Perpres 80/2019, terdapat rincian tentang estimasi nilai investasi untuk proyek pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Lumajang.

Investasi ini mencakup berbagai aspek, termasuk pembangunan infrastruktur, pembebasan lahan, dan pemeliharaan. Sumber dana yang akan digunakan untuk proyek ini juga telah ditentukan dengan jelas.

Proyek tersebut tidak hanya akan membawa manfaat langsung dalam mengurangi kemacetan, tetapi juga akan membuka peluang ekonomi baru.

Lebih banyak orang akan dapat mengakses dan menjelajahi keindahan alam di wilayah Tapak Kuda dan sekitarnya, dan usaha-usaha pariwisata dan bisnis lokal dapat tumbuh lebih pesat.

Pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Lumajang adalah contoh konkret dari komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan infrastruktur dan konektivitas di berbagai wilayah. Ini adalah langkah yang positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, mobilitas, dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan jalan tol ini, Tapak Kuda akan menjadi lebih mudah diakses, dan ini akan membuka peluang baru bagi pengembangan wilayah tersebut serta kesejahteraan penduduknya.

Itu tadi beberapa pendapat saya kenapa jalan Tol Probolinggo – Lumajang memiliki urgensi untuk dilakukan pembangunan sesegera mungkin agar dapat menjadi jawaban untuk mengurai kemacetan di jalur menuju wilayah Tapal Kuda.

Pembangunan yang cepat, akan punya implikasi yang hebat. Termasuk pada kunjungan wisata dan mobilitas warga yang ada di kawasan Tapal Kuda.  Semoga…

Sumber: suara
Foto: Presiden Joko Widodo/Net
Menanti Janji Jokowi: Perpres Jalan Tol Probolinggo-Lumajang Tak Kunjung Realisasi Menanti Janji Jokowi: Perpres Jalan Tol Probolinggo-Lumajang Tak Kunjung Realisasi Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar