Zaken Kabinet tanpa Unsur Politik Dagang Sapi, Mampukah Prabowo Realisasikan?
Tinggal beberapa hari lagi Prabowo akan dilantik menjadi presiden ke 8 RI dan mengumumkan kabinetnya. Para elite politik yang mendukung beliau terus gaspol melobi beliau untuk merebut berbagai posisi menteri yang konon ada kabinet gemuk dengan 46 menteri. Mereka beruntung karena Prabowo menggaungkan narasi politik "persatuan", yang membuka peluang para elit partai politik untuk dirangkulnya. Hal ini jelas tercermin dari pidato beliau di BNI investor Summit. Prabowo mendeklarasikan substansi pentingnya faktor "persatuan" dalam pemerintahannya.
Pertanyaanya, mampukahkah beliau merealisasi konsep Zaken kabinet yang pernah di dengungkan tanpa ada unsur konsep dagang sapi? Padahal kalau merangkul demi persatuan sudah tentu akan ada bargaining politik dagang sapi yang biasanya berlaku. Apalagi kalau kabinet gemuk. Tidak heran kalau banyak pengamat politik merasa pesimis dengan Kabinet Zaken beliau. Mereka berpendapat praktek kompromi bagi-bagi kue kekuasaan akan menjadi hasil akhir susunan kabinet gemuk yang sarat dengan benturan kepentingan seperti era rezim Jokowi.
Dari pidatonya Prabowo mengkonfirmasi ada menteri-menteri kabinet Jokowi yang akan bergabung. Kalau ini benar terjadi, miris seakan akan Indonesia tidak ada lagi orang berintegritas, zaken berkompeten dan amanah. Professional professional zaken pasti ada walau mungkin tidaklah banyak walau ada juga diaspora yang sukses berkiprah di luar negeri dan masih WNI.
Contoh profesional nasional di depan mata dari puluhan tokoh nasional yang menonjol selama satu dekade ini seperti: Gita Wiryawan, Dino Pattidjalal dan Anies Baswedan. Mereka cocok menjadi kabinet Zaken menduduki jabatan Menteri Luar Negeri yang selama 10 tahun ini terkesan kurang maksimal kinerjanya.Kita belum melihat adanya terobosan dikancah politik dan ekonomi internasional walau tetap menerapkan politik luar negeri bebas aktif peninggalan Menlu Ali Alatas dahulu. Namun kerap kita dipuji sebagai Event Organizer profesional untuk kegiatan pertemuan mega internasional seperti Asean Summit, G20 Summit, World Bank Conference dll. Ketiga calon ini menguasai geopolitik dan pelobi kelas internasional yang fasih berbahasa Ingris tanpa beraksen medok logat Jawa atau Batak bak radio rusak. Mereka sekelas pak Prabowo yang mampu pidato dalam multi bahasa asing tanpa text. Mereka ini dapat menjadi bagian dream team Kabinet Zaken Prabowo membawa Indonesia lebih dikenal di kancah geopolitik internasional. Mungkin bisa lebih hebat dari Menlu Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura.
Dari draft susunan kabinet yang beredar kita mencermati ada beberapa nama kabinet Jokowi seperti Erick Thohir, Bahlil Lahadalia, Sigit Prabowo dan Budi Arie. Not bad at all kalau menurut pendapat kami diaspora. Ini berarti Pak Prabowo sudah hampir maksimal memenuhi janjinya memastikan kabinet Zaken. Apalagi kalau ada Menko Ekuin dengan anggota anggota yang zaken beramanah. Mereka berpotensi membawa Indonesia keluar dari middle income trap.
Akan lebih hebat lagi kalau seandainya Anies Baswedan yang lagi dirumorkan akan masuk dikabinet. Maka akan sempurnalah the dream team kabinet Zaken yang dikehendaki Prabowo menuju era Indonesia Emas. Masyarakat masih kuatir bila nanti ada anggota kabinet “toxic”, maka “bad news" bagi rakyat.
Kita tahu betapa keterlaluan dan masifnya korupsi diera Jokowi. Paling sedikit ada 5 menteri atau lebih selama dua periode pemerintahannya ng yang terjerat mega korupsi. Di kementerian kementerian Kominfo, Kementan, Kemensos, Kemen Kelautan, dan Kemenpora. Belum lagi para Menteri yang konon lagi “tersandera” berbagai kasus hukum.
Para netizen juga kerap mengkritik kinerja mereka yang kurang zaken berprestasi. Contoh ada satu menteri, anak muda berbadan bongsor. Dia kerap tampil di televisi dengan senyum mengangguk angguk kepala dekat presiden membuat press release. Ada juga menteri menteri ekuin ketika diwawancara oleh para jurnalis tentang kebijakan yang mereka buat. Terkesan banyak kebijakan yang kurang berdampak kepada pertumbuhan sektor ekonomi. Lebih parah lagi ketika kaum middle class kita lagi menurun daya belinya, berbagai pajak dikenakan dan digenjot. Seperti cerita di Alkitab tentang Zakeus, si pemungut pajak untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Para pengusaha kecil dan menengahpun mengeluh karena kondisi ekonomi sekarang yang lagi tidak kondusif bagi mereka lalu ada tekanan kebijakan pajak.
Seharusnya para menteri ekuin itu menelurkan kebijakan kebijakan stimulus berbobotyang seperti Pak Hasjim Djojohadikusumo cetuskan baru baru ini tentang kebijakan penghapusan pajak PPN, BPHTB dan lain lain biaya jual beli properti untuk mendorong sektor properti yang lagi lesu. Ini baru kabinet Zaken yang dimaksud presiden Prabowo.Bukan sekadar menteri menteri yang duduk mengekor presiden blusukan keliling Indonesia naik pesawat kepresidenan tanpa aksi membuat kebijakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Cukup sudah kita belajar dari kabinet dagang sapi selama satu dekade, kabinet yang penuh dengan conflict of interest yang berujung korupsi APBN dan APBD. Pantas kalau Pak Prabowo dengan lantang mengingatkan para elit politik agar jangan mengirim menteri menterinya mencari uang dari anggaran pembiayaan pemerintah.
Semoga peringatan ini dipahami oleh para menteri Zaken yang bertugas nanti pada tanggal 21 Oktober 2024. (*)
Oleh: Jon A.Masli, MBA
Diaspora USA & Corporate Advisor
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Zaken Kabinet tanpa Unsur Politik Dagang Sapi, Mampukah Prabowo Realisasikan?
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar