Presiden Prabowo Perlu Selamatkan Polri Dari Cengkraman Ferdy Sambo (Bagian-3)
Makaru wamakarallaah, wallaahu khairul maakirin. Artinya, manusia punya rencana dan Allah juga mempunyai rencana. Sebaik-baik renana adalah rencana Allah. Syukur Alhamdulillah Tuhan menghilangkan rasa takut dari dua wanita pemberani Ibu Roslin Simanjuntak dan Ibu Rohani Simanjuntak. Dua adik kandung dari mamanya Brigadir Yosua Hutabarat Ibu Rostin Simanjuntak.
Untung ada Ibu Roslin Simanjuntak dan Ibu Rohani Simanjuntak. Kedua tante Brigadir Yosua Hutabarat inilah yang membongkar rencana busuk Ferdy Sambo. Ibu Roslin dan Ibu Rohani Simanjuntak melawan larangan dari Kombes Polisi Leonardo Simatupang dan Brigjen Polisi Hendra Kurniawan. Dua perwira polisi utusan Ferdy Sambo ini melarang keluarga untuk memfoto dan memvideo saat peti jenazah Brigadir Yosua tiba di rumah keluarga di Jambi.
Diam-diam dan sembunyi-sembunyi Roslin dan Rohani Simanjuntak membuat foto dan video jenazah Brigadir Yosua. Melawan Kombes Polisi Leonardo Simatupang dan Brigjen Polisi Hedndra Kurniawan dengan segala risiko. Akibatnya, rencana busuk Ferdy Sambo bahwa terjadi tembak-menembak antara Yosua melawan Bharada Eliezer berantakan.
Rencana busuk Ferdy Sambo ini secara official diduga telah mendapat pembenaran dari Kapolri Jendral Sigit. Karo Penmas Devivi Humas Polri Ahmad Ramadhan mengatakan, “terjadi tembak-menembak antara Brigadir Yosua dengan Bharada Eliezer”. Alasannya ada upaya pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir Yosua terhadap Putri Chandrawati istri Ferdy Sambo. Keren kan barang rencana busuk itu?
Rekayasa yang secara official diduga mendapat pembenaran dari Kapolri Jendral Sigit itu terjadi sekitar 70 jam lebih. Paling kurang selama tiga hari. Mulai hari Jum’at tanggal 8 sampai Senin 11 Juli 2022. Keberanian Ibu Roslin Simanjuntak dan Ibu Rohani Simanjutak yang membuat Menkopolhukam Mahdudz MD buka suara. Bahkan Istana Negara juga ikut menekan Kapolri soal duduk perkara yang sebenarnya.
Ketarangan resmi Pak Kapolri Sigit yang melalui Karo Penmas Humas Polri Brigjen Ahamd Ramadhan saat itu materinya sangat kental dengan kebohongan. Masih tetap on the track dengan keinginan rekayasa, dan skrenario awal dari Ferdy Sambo. Terjadi tembak-menembak antara Brigadir Yosua Hutabarat dengan Bharada Eliezer di rumah dinas Fardy Sambo. Padahal menyampaikan informasi remsi, tetapi matrinya bohong itu seharusnya pidana loh Pak Kapolri Sigit.
Akibat tembang menembak itulah, Brigadir Yosua meninggal dunia. Cerita awalnya itu, Brigadir Yosua yang menembak Bharada Eliezer tujuh kali dari lantau satu. Hasilnya, semua tembakan Yosua meleset. Sementara Bharada Eliezer menembak balik Brigadir Yosua dari lantai dua sebanyak satu atau dua kali tembakan saja. Namun hasilnya, Brigadir Yosua Hutabarat meninggal dunia. Hebat kan Bharada Eliezer Pak Kapolri?
Tembak-menambak antara Brigadir Yosua lawan Bharada Aliezer itu karena Brigadir Yosua hendak melakukan pelecehan seks terhadap Ferdy Sambo, Putri Chandrawati. Lalu Putri Chandrawati berteriak minta tolong. Terikakan permintaan tolong Putri Chandrawati didengar Elizer dari lantai dua. Bhradada Eliezer hendak memberikan pertolongan. Namun disambut dengan tembakan oleh Brigadir Yosua.
Beginilah keterangan resmi Kapolri yang disampaikan Ahamd Ramadhan. Dari hari Jum’at tanggal 8 sampai Senin 11 Juli 202 keterangan Ahmad Ramadhan ini bertahan di posisi tangga teratas informasi sebab kematian Brigadir Yosua. “Maha benar Pak Kapolri Sigit dengan segala informasinya”. Untuk tahap awal, memang rekayasa dan skrenasrio informasi dari Ferdy Sambo ini berhasil Pak Kapolri.
Hampir seratusan anggota polisi yang terlibat dalam rekayasa Obstraction of Justice Ferdy Sambo ini deriksa di sidang kode etik Polri. Pimpinan sidangnya adalah Komisaris Jendral Polisi Ahmad Dofiri. Hukuman yang dijatuhkan majelis hakim yang dimpimpin Ahmad Dofiri bervariasi. Ada yang dipecat, namun ada juga terkena demosi.
Hanya Brigjen Polisi Ahmad Ramadhan dan atasannya Kadiv Humas Polri ketika itu Irjen Polisi Dedi Prasetyo saja yang tidak diperiksa di sidang kode etik. Padahal Humas Polri itu bertindak untuk dan atas nama Kapolri telah menyampaikan berita bohong kepada masyarakat. Belakangan Irjen Polisi Dedi Prasetyo malah dipromosikan menjadi Asisten Sumberdaya Manusia (ASDM) Kapolri.
ASDM Kapolri itu salah satu jabatan paling bergensi dan prestisius di polisi. Jabatan ASDM itu berfungsi dan bertugas untuk pindah-pindahkan semua anggota polisi. Juga mempromosikan jabatan dan menaikan pangkat semua anggota polsi. Termasuk juga mempromosikan jabatan dan menaikan pangkat enam mantan anak buah Ferdy Sambo yang terlibat Obstraction of Justice. Padahal secara official Dedi Prasetyo terlibat menyampaikan informasi bohong kepada publik.
Tidak cukup dengan dipromosikan menjadi ASDM Kapolri saja. Belum lama ini Dedi Prasetyo dinaikan pangkatnya dari bintang dua (Inspektur Jendral Polisi) menjadi bintang tiga (Kommisaris Jendral Polisi). Jabatan Dedi Prasetyo sekarang adalah Irwasum Polri. Dengan jabatan Irwasum ini, Dedi Prasetyo kini menjadi orang nomor tiga di tubuh Polri setelah Kapolri dan Wakapolri. Hebat kan Pak Kapolri Sigit?
Memang Ferdy Sambo, Kuwat Ma’ruf, Ricky Rizal, Richard Eliezer dan Putri Chandrawati telah dihukum pengadilan sesuai kadar kesalahan masing-masing. Mungkin ada juga yang sudah bebas seperti Bharada Richard Eliezer. Namun mereka semua menjadi terhukum bukan karena pekerjaan Pak Kapolri Sigit sejak awal. Terutama pada hari Jum’at tanggal 8 sampai tanggal 11 Juli 2022 itu.
Ferdy Sambo, Ricky Rizal, Kuwat Ma’ruf, Richard Eliezeer dan Putri Chandrawati itu menjadi terhukum karena keberanian Ibu Roslin Simanjuntak dan Ibu Rohani Simanjuntak. Dua tante Yosua Hutabarat yang terkenal pemberani. Mereka berdua berani melawan larangan Kombes Loenard Sumatupang dan Brigjen Hendra Kurniawan.
Publik dan masyarakat sipil (cipil society) dibuat kaget ketika mengetahui Kapolri Sigit memberikan promosi jabatan dan kenaikan pangkat kepada enam mantan anak buah Ferdy Sambo yang terlibat skandal Obstraction of Justice. Seperti inikah wajah PRESISI yang Pak Kapolri Sigit bangga-banggakan selamaini? Rasa keadilan publik terusik, tercoreng dan tersakiti Pak Kapolri Sigit.
Mudah-mudahan Pak Kapolri Sigit tidak sedang tersandra oleh Ferdy Sambo. Semoga Pak Kapolri Sigit sejak awal tidak mengetahui skenario tentang tembak-menembak itu. Hanya Tuhan, Pak Kapolri Sigit dan Ferdy Sambo yang tahu kejadian sebenarnya. Kalau tersandra, maka kasian bangat itu institusi Polri Pak Sigit. Saya rakyat biasa dan kecil saja, punya kasian dan peduli dengan marwah dan nama baik isntitusi Polri Pak Sigit.
Kalau tidak salah ingat, prosedur tetapnya itu, untuk peristiwa sebesar pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat ini, Kapolri hebat Pak Sigit wajib kuasai informai kejadian sebenarnya dalam waktu satu kali 24 jam. Itu penting untuk membuat keptusan yang cepat dan tepat. Bukankah itulah sejatinya ruh mendasar dari Prediktif, Resnponsibiltas, Trasnparan dan Berkeadilan atau PRESISI tersebut?
Pak Kapolri Sigit itu terkenal hebat dan paling berani. Masa harus menunggu kerja dua wanita pemberani Roslin Simanjuntak dan Rohani Simanjuntak dulu baru bersikap yang PRESISI? Kelihatan sepertinya Pak Sigit terlihat sudah lelah atau capek menjadi Kapolri. Mungkin juga kerana sudah terlalu lama menjabat. Tanggal 27 Januari 2025 besok itu, tepat empat tahun Pak Sigit menjabat sebagai Kapolri lho.
Pak Listyo Sigit tercatat sebagai Kapolri terlama dalam sejarah Polisi Indonesia di era reformasi. Kalau sudah lelah atau capek, saran saya sebaiknya Pak Sigit segera saja mengajukan pengunduran diri ke Pak Presiden Prabowo. Sekalian memberi kesempatan yunior-yunior Pak Sigit untuk memimpin Polri. Khawatirnya semakin bertambah lagi masalah-masalah baru yang menimpa institusi Polri. Kasihan bangat kan Polri?
Mengundurkan diri jabatan Kapolri itu mungkin saja tidak lazim. Namun bukan berarti tidak boleh mundur lho. Apalagi mengundurkan diri dalam kondisi yang lagi baik-baik dan enak-enak itu mungkin lebih terhormat Pak Sigit. Daripada nantinya diberhentikan dengan hormat. Toh sama-sama tetap ada kata “hormat” juga. (selesai habis)
Oleh: Joharuddin Fidaus
Pemerhati Politik Sosial dan Budaya
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Presiden Prabowo Perlu Selamatkan Polri Dari Cengkraman Ferdy Sambo (Bagian-3)
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar