Isu Anies Dicopot dari Kabinet Jokowi Gegara Program Pemberantasan Ijazah Palsu, Benarkah?
Viral di media sosial isu terbaru mengenai Anies Baswedan yang digeser dari
posisinya sebagai Mendikbud di kabinet pemerintahan Jokowi periode pertama.
Anies Baswedan diketahui terkena reshuffle pada sekitar tahun 2016.
Mendalami kembali keputusan itu, seorang netizen menduga Anies ditendang
karena berusaha membereskan ijazah palsu di kalangan pemerintahan dan
lainnya.
“Ketika jadi Mendikbud, Anies bertekad membereskan ijazah palsu,” tulis akun
@Zay34562 di sosial media X.
Ia kemudian menyinggung adanya seorang presiden yang sempat tersandung isu
ijazah palsu.
“Presiden ijazah palsu gak mau ijazah palsunya ketahuan. Akhirnya Anies
direshuffle tahun 2016,” tambahnya.
Netizen lain kemudian ikut membahas konspirasi ini.
“Pak Anies Baswedan tau ada banyak pejabat berijazah palsu,” tulis
@Nurulygkaukenal.
“Yang kerjanya bener malah di pecat, eh yg kerjanya ga bener, bikin rugi
negara, curang, dan serakah malah panjang jabatannya, Buseeeetttttt,” tulis
akun @indiabcd_ef.
“Pantesan dulu di copot jadi menteri Pendidikan soalnya kalau tidak di
copot, Fir’aun Jawa yang katanya ijazahnya palsu bisa patal di copot dari
Singga sananya dan di BUI lagi,” tulis akun @AndiNajib444231.
Diketahui Anies Baswedan ditendang dari kursi Mendikbud pada 27 Juli 2016
lalu.
Ia menjabat selama 20 bulan dalam kabinet yang dibangun Jokowi.
Di tahun 2015, Anies memang memiliki dukungan penuh kepada Mensristek
Muhammad Nasir untuk menghukum semua pengguna ijazah palsu.
Anies menyebut jika pemakai ijazah palsu sama saja merendahkan diri sendiri
dan mempraktekan korupsi.[]
Ketika jadi Mendikbud, Anies bertekad membereskan ijazah palsu.
— Zay3456 (@Zay34562) December 29, 2024
Presiden ijazah palsu gak mau ijazah palsunya ketahuan.
Akhirnya Anies direshuffle tahun 2016#GantungHakimEkoAryanto #GantungHakimEkoAryanto pic.twitter.com/d3g0qyyYCr
Sumber:
orinews
Foto: Ilustrasi/Net
Isu Anies Dicopot dari Kabinet Jokowi Gegara Program Pemberantasan Ijazah Palsu, Benarkah?
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar