KH Said Aqil Siradj Berdusta untuk Mendukung PSN PIK 2 Milik Aguan dan Anthony Salim?

Baca Juga

Tribun Tangerang menerbitkan berita dengan judul ‘Berikan Manfaat, Said Aqil Bersama Tokoh Ulama se-Banten Dukung Proyek Strategis Nasional PIK-2 ‘. Dalam artikel berita tersebut, disebutkan bahwa KH. Said Aqil Siradj bersama puluhan tokoh ulama se-Banten, berikan dukungan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK-2.

Redaksi ‘Ulama se-Banten’ dalam kalimat lengkap ‘ulama se-Banten, berikan dukungan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK-2′ mengandung dusta. Seolah-olah, seluruh ulama Banten telah diwakili oleh segelintir pihak yang mengatasnamakan ulama se-Banten’ mendukung proyek milik AGUAN dan Anthony Salim ini.

Pada faktanya, Ulama sekaligus tokoh Banten K. H. Embay Mulya Syarief menolak PSN PIK-2. Atau, dalam bahasa warga Banten ‘Menolak PIK-2 yang di PSN-Kan’.

Ulama kharismatik dari kasepuhan Banten sekaligus ketua AHWA (Ahlul hal wal Aqdi) KH TB Fathul Adzim, juga menolak. Bahkan, bersama Sultan Banten Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, MBA, keduanya menolak keras PSN PIK-2 dengan slogan ‘Banten bukan Singapore, tidak akan pernah menjadi Singapore’.

Warga Banten yang menjadi korban kezaliman proyek PIK-2 milik Aguan, juga telah menyampaikan testimoni di Aula Kecamatan Pontang, dalam kegiatan Musyawarah Rakyat Banten yang menolak PSN PIK-2. Dalam kegiatan tersebut, terungkap kezaliman proyek AGUAN.

Kezaliman itu diantaranya: Tanah dibeli 30-50 ribu per meter, Tanah Rakyat diurug meski belum dibayar, sungai diurug, laut Dipagari, kecelakaan truck pengangkut material tanah timbun proyek PIK-2 yang meninggalkan cacat hingga korban jiwa, tekanan dan intimidasi dalam transaksi tanah, polisi dan kemacetan akibat truk proyek, akses laut terhambat, tangkapan ikan nelayan berkurang, dll.

Jadi, Deklarasi dukungan yang disampaikan Said Aqil di Ballroom Istana Nelayan, Kota Tangerang, pada Senin (6/1/2025), penuh dengan dusta. Acara ini hanyalah acara untuk mendukung kezaliman AGUAN, karena Muannas Alaidid juga tampak hadir dalam kegiatan tersebut. Muannas Alaidid sendiri, mengaku kuasa hukum PIK-2.

Dusta yang disampaikan dalam forum ini adalah dukungan yang disampaikan Said Aqil, dengan alasan proyek PSN PIK-2 milik Aguan ini telah memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat, dengan cara menghidupkan tanah yang terlantar.

Dusta pertama, memberikan manfaat bagi masyarakat. Masyarakat yang mana? Apakah kezaliman proyek PIK-2 milik AGUAN diatas lahan Warga Banten yang Tanahnya dibeli 30-50 ribu per meter, Tanah Rakyat diurug meski belum dibayar, sungai diurug, laut Dipagari, kecelakaan truck pengangkut material tanah timbun proyek PIK-2 yang meninggalkan cacat hingga korban jiwa, tekanan dan intimidasi dalam transaksi tanah, polisi dan kemacetan akibat truk proyek, akses laut terhambat, tangkapan ikan nelayan berkurang, dll, ADALAH MANFAAT YANG DIMAKSUD SAID AQIL SIRADJ?

Apakah, Keputusan MUI yang memberikan Taujih/Rekomendasi agar PSN PIK-2 dibatalkan, karena PSN PIK-2 mengandung banyak mudharat dan melanggar undang-undang tidak dibaca oleh Sa’id Aqil Siradj?

Dusta Kedua, Said Aqil Siradj memberikan dukungan kepada proyek PIK-2 milik AGUAN dengan dalih proyek PIK-2 menghidupkan tanah yang terlantar. Atau dalam bahasa agama berdalih dengan alasan ‘Ihya’ul Mawath/Menghidupkan Tanah Mati’.

Di mana tanah mati yang dihidupkan oleh proyeknya Aguan? Dimana tanah terlantar yang dikelola proyeknya PIK-2 milik Aguan?

Proyek PIK-2 dibangun, di atas tanah yang dirampas dari rakyat Banten. Proyek PIK-2 dibangun, diatas derita, tangisan dah kepiluan rakyat Banten.

Tidakkah Said Aqil Siradj ikut pilu dan menderita, menyaksikan rakyat Banten Tanahnya dibeli 30-50 ribu per meter, Tanah Rakyat diurug meski belum dibayar, sungai diurug, laut Dipagari, kecelakaan truck pengangkut material tanah timbun proyek PIK-2 yang meninggalkan cacat hingga korban jiwa, tekanan dan intimidasi dalam transaksi tanah, polisi dan kemacetan akibat truk proyek, akses laut terhambat, tangkapan ikan nelayan berkurang, dll?

Apakah, Said Aqil hanya merujuk AGUAN dalam memberikan dukungan? Tidak menyerap atau Tabayyun kepada rakyat Banten? Atau, Said Aqil Siradj dibayar AGUAN untuk memberikan dukungan pada proyek PIK-2?

Kalau masih ngotot mendukung PSN PIK-2 dengan alasan memberikan manfaat, ya itu tidak keliru. Karena PSN PIK-2 memang memberikan manfaat, diantaranya:

Pertama, Proyek PIK-2 memberikan manfaat untuk Aguan dan Anthony Salim selaku pemilik proyek. Karena proyek PIK-2 ini pasti akan memberikan keuntungan berlipat lipat, modal 30 ribu per meter, dijual 30 juta per meter.

Kedua, Proyek PIK-2 memberikan manfaat kepada para Buzer dan influenzer. Mereka, dapat cuan dengan cuap-cuap membela AGUAN, namun menyakiti rakyat Banten.

Ketiga, Proyek PIK-2 memberikan manfaat untuk pejabat dan aparat korup. Mereka, mendapatkan tulang dari AGUAN, untuk membekingi proyek.

Keempat, Proyek PIK-2 memberikan manfaat untuk pencari receh, seperti yang punya perusahaan security di PIK-1 dan ingin ditunjuk menjadi pengaman di PIK-2. Mereka ini, sibuk membela AGUAN agar mendapat manfaat proyek security.

Kelima, Proyek PIK-2 memberikan manfaat untuk para konsultan, EO, dan perusahaan jasa komunikasi lainnya. Mereka, mendapatkan jatah ‘berkah PIK-2’ dari proyek AGUAN.

Tapi, tidak bagi rakyat Banten. Rakyat Banten yang punya tanah, justru tertindas, terzalimi dan menderita gara-gara proyek PIK-2 milik Aguan. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H

Advokat, [Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat/ TA- MOR PTR]

______________________________________

Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.