Menyoal Nagita Slavina: Ini Jawaban Ulama soal Dosa Makan Babi vs Korupsi
Debat panas soal dosa makan babi vs dosa korupsi kini membuat suasana publik
makin panas usai Nagita Slavina menyantap hidangan diduga non halal di Korea
Selatan.
Tak sedikit publik yang membela istri Raffi Ahmad tersebut lantaran dosa
makan babi tak sebesar orang-orang yang korupsi.
Mereka yang membela Nagita Slavina menyayangkan sang artis yang dihujat
habis-habisan layaknya para tikus berdasi yang menilap uang negara.
"Bagi muslim di Indonesia, dosa terbesar tuh cuman makan babi," sindir
seorang warganet membela Nagita Slavina. "Di Indonesia level keharaman babi
mengalahkan korupsi dan zina," bunyi komentar lain yang menyindir penghujat
istri Raffi Ahmad itu.
bayangin selama ini makan uang hasil cuci duit aman2 aja malah kena cancel karna makan makanan non halal 😠https://t.co/bJhQYHV3NY
— Asep Iriawan (@spesdelune) January 17, 2025
Lantas, bagaimana jawaban para ulama terkait dosa makan babi, korupsi, dan
zina?
UAS Jelaskan Beban Dosa Korupsi vs Makan Babi
Ulama kondang Ustaz Abdul Somad alias UAS menjelaskan perbedaan dosa korupsi
dan makan babi. Dai asal Sumatera Utara itu tak secara eksplisit menyebut
dosa mana yang bebannya lebih besar.
Kendati demikian, Abdul Somad menjelaskan bahwa ada tanggungan tambahan
setelah seseorang melakukan korupsi yakni mengembalikan uang yang ditilap.
Lalu di satu sisi, sang ustaz menjelaskan bahwa dosa makan babi ditanggung
sendiri dan menjadi urusan pribadi dengan Allah.
"Kalau kau ambil babi, kau panggang, kau kasih kecap, itu yang dosa kau
sendiri. Tapi kalau korupsi, kau makan, kau mesti kembalikan uang ini kepada
orang pemiliknya," jelas UAS, dikutip dari ceramahnya yang diunggah di
YouTube.
Ustaz Abdul Somad (UAS). [Ist]
Uang yang telah dikorupsi harus dikembalikan sesuai dengan skala kerugian
kasus korupsi. Adapun sebagai contoh si koruptor yang melakukan tindak
rasuah berskala provinsi harus mengembalikan seluruh uangnya ke orang-orang
yang ia rugikan.
"Kalau kau korupsi satu desa berarti satu desa mesti kau cari, kalau kau
korupsi satu provinsi, satu provinsi mesti kau cari," tegas UAS.
Guru Gembul: Makan Babi Selesai secara Pribadi
Aktivis keagamaan Guru Gembul juga memberikan penjelasan yang senada dengan
UAS. Guru Gembul kala itu diundang ke podcast Dokter Richard Lee dan
menjawab soal perbandingan dosa makan babi dan dosa korupsi.
Keparahan dosa korupsi bagi Guru Gembul jauh lebih besar ketimbang dosa
makan babi. Bagi Guru Gembul, dosa makan babi selesai secara pribadi.
Dosa korupsi di satu sisi tak diampuni semudah dosa makan babi karena
koruptor berdosa terhadap orang lain.
"Orang mau makan babi satu kontainer, bertobat, dosanya langsung diampuni
karena ditanggung pribadi," jelas Guru Gembul, dikutip Sabtu (18/1/2025).
"Orang korupsi, mau dia tahajud, puasa, dosanya gak diampuni sama Allah
karena dosanya kepada orang lain," lanjutnya.
Khalid Basalamah: Sama-Sama besar
Ustaz Khalid Basalamah memberi jawaban yang berbeda dari Guru Gembul dan
UAS. Khalid kala diwawancarai Deddy Corbuzier dalam sebuah siniar menegaskan
bahwa ia tak ingin memilih mana yang lebih besar antara dosa korupsi dan
dosa makan babi.
Ustaz dari Makassar ini menilai takaran dosa dari kedua perilaku tersebut
sama-sama besar.
"Jadi kalau saya sih karena dua-duanya pelanggaran (makan babi dan korupsi),
jangan dilakukan. Karena konsekuensi dua-duanya adalah hukuman," jelas
Ustaz Basalamah ke Deddy Corbuzier.
Sumber:
suara
Foto: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina kondangan. (Instagram/raffinagita1717)
Menyoal Nagita Slavina: Ini Jawaban Ulama soal Dosa Makan Babi vs Korupsi
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar