Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Mencuat Lagi, Ketua Umum DPP APIB Desak Rektor UGM Bersikap Jujur
Isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik setelah sejumlah aktivis dan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dari berbagai kota menggelar aksi di depan Auditorium Fakultas Kehutanan UGM. Aksi ini dipicu oleh desakan agar pihak kampus, khususnya Rektor dan Dekan Fakultas Kehutanan, memberikan klarifikasi terbuka atas keabsahan ijazah yang selama ini diakui Presiden Jokowi.
Ratusan alumni UGM dan aktivis dari Jakarta, Bandung, Balige, Serang, Bogor, Yogyakarta, Solo, serta beberapa kota lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berkumpul untuk menyuarakan tuntutan transparansi. Mereka menilai isu ini bukan sekadar menyangkut pribadi Jokowi, melainkan kredibilitas institusi pendidikan tinggi tertua dan terkemuka di Indonesia.
Salah satu pemantik utama mencuatnya kembali isu ini adalah pernyataan Dr. Rismon Sianipar, pakar forensik digital sekaligus alumni Fakultas Teknik Elektro UGM. Ia mengklaim telah menemukan 34 kejanggalan pada skripsi dan salinan ijazah Jokowi, yang menurutnya membuktikan secara “100 miliar persen” bahwa dokumen tersebut tidak asli. Penelitiannya dilakukan langsung di Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM dan didasarkan pada analisis digital forensik, termasuk penggunaan jenis huruf Times New Roman yang belum dikenal pada masa penyusunan skripsi Jokowi tahun 1985.
Ketua Umum DPP Aliansi Profesional Indonesia Bangkit (APIB), Erick Sitompul, yang turut hadir dalam aksi tersebut bersama jajaran pengurus pusat dan daerah, menyatakan bahwa UGM memiliki tanggung jawab moral kepada bangsa. “Ini bukan hanya soal Jokowi, tetapi soal kejujuran akademik dan integritas universitas milik rakyat,” ujar Erick, Selasa (15/4/2025)
Erick menambahkan, hasil investigasi Dr. Rismon sejalan dengan temuan dan suara kritis yang selama ini dikemukakan oleh tokoh seperti Dr. Roy Suryo dan dr. Tifa, yang dikenal aktif menyoroti isu-isu validitas digital dan keabsahan dokumen melalui pendekatan IT forensik.
“Sebagai alumni universitas dan profesional, saya tahu betul bahwa jenis huruf Times New Roman belum tersedia di mesin tik atau komputer Indonesia tahun 1980-an. Saya sendiri baru mengenalnya saat bekerja menggunakan komputer IBM tahun 1992,” tegas Erick, yang merupakan lulusan Fakultas Pertanian di Medan.
Erick juga menyoroti pentingnya rasa malu nasional dan penghormatan terhadap konstitusi, khususnya syarat legal formal pencalonan Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana diatur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menyarankan Rektor dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM untuk bersikap jujur, terbuka, dan jika perlu, meminta maaf kepada publik jika memang terjadi kelalaian atau tekanan eksternal di masa lalu.
“Daripada terus menerus menjadi polemik dan berujung pada proses hukum yang bisa menyeret pejabat kampus, lebih baik ada itikad baik sejak sekarang. Bangsa ini sedang menghadapi tantangan besar, seperti ancaman resesi ekonomi global. Jangan energi rakyat justru tersedot oleh kontroversi yang bisa dicegah dengan transparansi,” tutup Erick.
Sumber: suaranasional
Foto: Ketua Umum DPP Aliansi Profesional Indonesia Bangkit (APIB), Erick Sitompul/Net
Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Mencuat Lagi, Ketua Umum DPP APIB Desak Rektor UGM Bersikap Jujur
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:

Tidak ada komentar